DPR Minta Sistem Buka-Tutup Pasar Tanah Abang Ditegakkan secara Disiplin

Senin, 03 Mei 2021 - 17:21 WIB
Membludaknya masyarakat yang berkunjung ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada akhir pekan kemarin memunculkan kekhawatiran akan munculnya klaster Covid-19 baru.Foto/SINDOnews/Ilustrasi
JAKARTA - Membludaknya masyarakat yang berkunjung ke Pasar Tanah Abang , Jakarta Pusat, pada akhir pekan kemarin memunculkan kekhawatiran akan munculnya klaster Covid-19 baru. Untuk membendung kerumunan ini, wilayah Tanah Abang kemudian menetapkan aturan buka-tutup yang mulai berlaku hari ini.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dapil DKI Jakarta, Ahmad Sahroni mendukung kebijakan tersebut, karena pembatasan jumlah orang di suatu tempat harus terus dilakukan mengingat masih tingginya angka penularan di Jakarta.

"Memang kemarin itu situasinya sudah sangat mengerikan dan berbahaya, jadi ini jelas tidak bisa dibiarkan karena sudah pasti bisa jadi klaster baru. Apalagi pada momentum menjelang lebaran begini, tentunya jumlah pengunjung Tanah Abang membludak, sehingga memang harus ada aturan yang membatasi kerumunan. Jangan sampai kita meleng dikit, kasus melonjak," ujar Sahroni kepada wartawan, Senin (3/5/2021).

Sahroni mengakui, memang tidak mungkin jika kegiatan ekonomi dihentikan begitu saja, sehingga memang harus ada kebijakan yang juga mempertimbangkan faktor ekonomi masyarakat. Dan Pasar Tanah Abang ini menjadi salah satu sentra ekonomi masyarakat yang cukup besar.



Namun, dia mengingatkan agar kebijakan buka-tutup itu benar-benar ditegakkan secara disiplin oleh petugas dan ditaati oleh masyarakat. Baca: Curhat Pedagang Pasar Tanah Abang: Habis Dimarahin Pembeli Mana Mau Datang Lagi

"Tapi, saya juga paham bahwa roda ekonomi tidak bisa distop begitu aja, jadi ga mungkin ada penutupan full, jadi saya setuju dengan konsep buka tutup ini, paling tidak pengunjungnya dibatasi, dan dengan petugas yang betul-betul menegakkan aturan ini," tegasnya.

Terakhir, Sahroni menambahkan, belajar dari 'tsunami' Covid-19 di India, salah satu faktor utama yang meningkatkan kasus Covid-19 di sana adalah terjadinya kerumunan yang tidak menerapkan protokol kesehatan. "Kita enggak mau apa yang terjadi di India terjadi juga di sini, makanya antisipasi ini memang dibutuhkan, dan yang penting juga adalah praktiknya di lapangan harus betul-betul ditaati," ucap Sahroni.
(hab)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More