Banjir Weltevreden Cikal Bakal Berdirinya Pintu Air Manggarai
Minggu, 07 Februari 2021 - 08:13 WIB
Herman van Breen
Mengutip dari Wikipedia, Herman van Breen merupakan guru besar Technische Hoogeschool te Bandoeng atau ITB. Dia berperan penting dalam penanganan banjir Jakarta. Idenya dan pembangunan mampu membuat banjir di Jakarta dikendalikan.
Herman van Breen. Foto: WikipediaMengutip website resmi Pemprov DKI, jakarta.go.id, van Breen menyusun rencana besar pencegahan banjir secara terpadu yang kala itu wilaya Batavia baru seluas 2.500 hektare.
Ide dan strategi pencegahan banjir yang ada saat itu dinilai cukup spektakuler. Kini Pemprov DKI masih memegang prinsip-prinsip pencegahan banjir ala van Breen untuk mengatasi banjir Jakarta.
“Konsep van Breen dan kawan-kawan sebenarnya sederhana, namun perlu perhitungan cermat dan pelaksanaannya butuh biaya tinggi,” tulis akun Pemprov DKI. Baca juga: Jakarta Tambah Mesin Pompa Stationer untuk Antisipasi Banjir, Netizen: Awas Kabelnya Diputus!
Dengan mengendalikan aliran air dari hulu sungai dan membatasi volume air masuk kota, van Breen membangun saluran kolektor di pinggir selatan kota untuk menampung limpahan air selanjutnya dialirkan ke laut melalui tepian barat kota.
Saluran kolektor yang dibangun itu kini dikenal sebagai Banjir Kanal yang memotong Kota Jakarta dari Pintu Air Manggarai bermuara di kawasan Muara Angke.
Dipilihnya Manggarai sebagai titik awal karena wilayah ini merupakan batas selatan kota yang relatif aman dari gangguan banjir sehingga memudahkan sistem pengendalian aliran air di saat musim hujan.
Pengendalian banjir dilakukan bertahap mulai Pintu Air Manggarai menuju Barat, memotong Sungai Cideng, Sungai Krukut, Sungai Grogol, terus ke Muara Angke.
Mengutip dari Wikipedia, Herman van Breen merupakan guru besar Technische Hoogeschool te Bandoeng atau ITB. Dia berperan penting dalam penanganan banjir Jakarta. Idenya dan pembangunan mampu membuat banjir di Jakarta dikendalikan.
Herman van Breen. Foto: WikipediaMengutip website resmi Pemprov DKI, jakarta.go.id, van Breen menyusun rencana besar pencegahan banjir secara terpadu yang kala itu wilaya Batavia baru seluas 2.500 hektare.
Ide dan strategi pencegahan banjir yang ada saat itu dinilai cukup spektakuler. Kini Pemprov DKI masih memegang prinsip-prinsip pencegahan banjir ala van Breen untuk mengatasi banjir Jakarta.
“Konsep van Breen dan kawan-kawan sebenarnya sederhana, namun perlu perhitungan cermat dan pelaksanaannya butuh biaya tinggi,” tulis akun Pemprov DKI. Baca juga: Jakarta Tambah Mesin Pompa Stationer untuk Antisipasi Banjir, Netizen: Awas Kabelnya Diputus!
Dengan mengendalikan aliran air dari hulu sungai dan membatasi volume air masuk kota, van Breen membangun saluran kolektor di pinggir selatan kota untuk menampung limpahan air selanjutnya dialirkan ke laut melalui tepian barat kota.
Saluran kolektor yang dibangun itu kini dikenal sebagai Banjir Kanal yang memotong Kota Jakarta dari Pintu Air Manggarai bermuara di kawasan Muara Angke.
Dipilihnya Manggarai sebagai titik awal karena wilayah ini merupakan batas selatan kota yang relatif aman dari gangguan banjir sehingga memudahkan sistem pengendalian aliran air di saat musim hujan.
Pengendalian banjir dilakukan bertahap mulai Pintu Air Manggarai menuju Barat, memotong Sungai Cideng, Sungai Krukut, Sungai Grogol, terus ke Muara Angke.
tulis komentar anda