Makam Pasien Covid-19 yang Ambles di Depok Dipastikan karena Faktor Cuaca
Kamis, 04 Februari 2021 - 19:01 WIB
Sejumlah makam pasien Covid-19 yang berada di wilayah Kecamatan Tapos, Kota Depok, ambles. Foto:iNews TV/Iyung Rizki
DEPOK - Makam pasien Covid-19 yang ambles di wilayah Kecamatan Tapos, Kota Depok, dipastikan disebabkan faktor cuaca. Beberapa hari ini Kota Depok terus menerus diguyur hujan deras.
“Ambles karena faktor hujan,” ujar Koordinator TPU Tapos, Tajudin, Kamis (4/2/2021).
TPU tersebut sudah ada sejak pertengahan April 2020. Di sana ada sekitar 2.500 makam yang disediakan untuk jenazah yang terpapar Covid-19.
"Yang sudah terisi 180 makam. Luas lahan 1,2 hektare. Bisa terisi 2.500 makam,” tukasnya.
Setiap hari pihaknya menyiapkan sekitar 3 lubang. Untuk kekuatan petugas ada 10 tim. “Setiap hari kita siapkan tiga lubang per hari stand by. Kita ada 10 tim,” paparnya.
Camat Tapos Anwar Nasihin, menyebutkan hanya ada tujuh makam yang amblesnya cukup parah. “Ada tujuh yang ambles, tapi cuma retak aja, sekarang sudah diperbaiki,” katanya.
Dia pun memastikan amblesnya makam itu karena faktor cuaca. “Informasi dari petugas makam, kalau peti kan enggak diinjak padat bangat, takut peti jebol, jadi pas hujan turun tanahnya,” pungkasnya.
“Ambles karena faktor hujan,” ujar Koordinator TPU Tapos, Tajudin, Kamis (4/2/2021).
TPU tersebut sudah ada sejak pertengahan April 2020. Di sana ada sekitar 2.500 makam yang disediakan untuk jenazah yang terpapar Covid-19.
"Yang sudah terisi 180 makam. Luas lahan 1,2 hektare. Bisa terisi 2.500 makam,” tukasnya.
Baca Juga
Setiap hari pihaknya menyiapkan sekitar 3 lubang. Untuk kekuatan petugas ada 10 tim. “Setiap hari kita siapkan tiga lubang per hari stand by. Kita ada 10 tim,” paparnya.
Camat Tapos Anwar Nasihin, menyebutkan hanya ada tujuh makam yang amblesnya cukup parah. “Ada tujuh yang ambles, tapi cuma retak aja, sekarang sudah diperbaiki,” katanya.
Dia pun memastikan amblesnya makam itu karena faktor cuaca. “Informasi dari petugas makam, kalau peti kan enggak diinjak padat bangat, takut peti jebol, jadi pas hujan turun tanahnya,” pungkasnya.
(thm)
tulis komentar anda