DPRD DKI Nilai Pengerukan Saluran dan Kesiapan Pompa Akan Mampu Atasi Banjir di Jakarta
Jum'at, 22 Januari 2021 - 13:43 WIB
JAKARTA - Komisi D DPRD DKI Jakarta menilai secara keseluruhan kesiapan Pemprov DKI Jakarta untuk menghadapi musim hujan sudah berjalan dengan baik. Tidak hanya pengerukan di tali-tali air, DKI juga telah memastikan rumah pompa di Ibu Kota berfungsi dengan optimal saat musim hujan turun.
"Sampai sekarang saya katakan, langkah dinas terkait masih bisa diharapkan yah untuk menghadapi banjir dengan segala upaya yang dilakukan, tapi perlu ditingkatkan yang saluran mikronya," ungkap Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Syarif pada Kamis (21/1/2021).
Menurut Syarif, tiga dinas yang utama dalam menyangkut penanganan dan antisipasi banjir adalah Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga dan Dinas Lingkungan Hidup. Petugas yang tergabung dalam satuan tugas (satgas) penanganan banjir itu telah berjuang menyiapkan langkah untuk mengantisipasi banjir.
Syarif mengungkapkan, selama bertugas di DPRD DKI Jakarta sejak 2019 lalu, rutin mendapati petugas melakukan upaya mitigasi banjir. Terutama, para petugas dari Dinas SDA. Di antaranya pengerukan lumpur dan samlah di sejumlah saluran phb, kali, waduk, polder, sungai dan sebagainya.
Namun politisi Partai Gerindra ini meminta DKI untuk mewaspadai adanya ancaman banjir dan genangan yang bersumber dari saluran mikro atau gorong-gorong akibat sumbatan sampah di musim hujan. Hal ini belajar dari pengalaman tahun 2017 lalu, sejumlah gorong-gorong di Ibu Kota banyak dipenuhi sampah kulit kabel, sehingga berdampak banjir di sejumlah ruas jalan.
"Ini (banjir) bukan hanya soal urusan saluran makro dengan PHB saja, tapi ada juga saluran mikro. Jangan-jangan nanti karena saluran mikro dianggap sudah bagus (bersih) waktu itu, kemudian ditinggal untuk kerjain makro eh tiba-tiba keteteran (ada banjir di saluran mikro)," ujar Syarif.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan pompa stasioner sebanyak 487 unit di 178 lokasi. Salah satu pengendalian air yang cukup penting di Jakarta adalah rumah pompa Pluit yang berlokasi di Jalan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara yang terus dioperasikan secara optimal untuk pengendalian banjir di daerah hilir Jakarta, yaitu Jakarta Utara.
"Saat ini terdapat 10 unit pompa dan enam unit genset dengan jumlah operator sebanyak 38 personel," kata Anies yang dikutip dari akun Instagram miliknya @aniesbaswedan.
Anies menilai, memasuki musim hujan keberadaan pompa merupakan bagian terpenting dalam pengendalian banjir Jakarta. Pemprov DKI Jakarta akan selalu memastikan kesiapan pompa di rumah pompa, sehingga diharapkan tidak ada masalah saat pengoperasian di musim hujan.
Berdasarkan data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, sudah terbangun 2.974 sumur resapan untuk pencegahan banjir di DKI Jakarta. Adapun 2.974 titik sumur resapan tersebut dikerjakan oleh tujuh instansi wilayah masing-masing di DKI Jakarta.
Dinas SDA membangun 975 titik, Sudin SDA Jakarta Selatan 570 titik, Sudin SDA Jakarta Timur 456 titik sumur resapan. Sudin SDA Jakarta Pusat membangun 359 titik, Sudin SDA Jakarta Barat 352 titik, Sudin SDA Kepulauan Seribu membangun 132 titik, dan di Kawasan Monas dibangun 130 titik sumur resapan.
Sumur resapan diharapkan tidak hanya mengurangi volume air dari limpasan hujan, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai cadangan air di musim kemarau. Seperti diketahui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini di DKI Jakarta dan sekitarnya berpotensi mengalami cuaca ekstrem yakni hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.
"Sampai sekarang saya katakan, langkah dinas terkait masih bisa diharapkan yah untuk menghadapi banjir dengan segala upaya yang dilakukan, tapi perlu ditingkatkan yang saluran mikronya," ungkap Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Syarif pada Kamis (21/1/2021).
Menurut Syarif, tiga dinas yang utama dalam menyangkut penanganan dan antisipasi banjir adalah Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga dan Dinas Lingkungan Hidup. Petugas yang tergabung dalam satuan tugas (satgas) penanganan banjir itu telah berjuang menyiapkan langkah untuk mengantisipasi banjir.
Syarif mengungkapkan, selama bertugas di DPRD DKI Jakarta sejak 2019 lalu, rutin mendapati petugas melakukan upaya mitigasi banjir. Terutama, para petugas dari Dinas SDA. Di antaranya pengerukan lumpur dan samlah di sejumlah saluran phb, kali, waduk, polder, sungai dan sebagainya.
Namun politisi Partai Gerindra ini meminta DKI untuk mewaspadai adanya ancaman banjir dan genangan yang bersumber dari saluran mikro atau gorong-gorong akibat sumbatan sampah di musim hujan. Hal ini belajar dari pengalaman tahun 2017 lalu, sejumlah gorong-gorong di Ibu Kota banyak dipenuhi sampah kulit kabel, sehingga berdampak banjir di sejumlah ruas jalan.
"Ini (banjir) bukan hanya soal urusan saluran makro dengan PHB saja, tapi ada juga saluran mikro. Jangan-jangan nanti karena saluran mikro dianggap sudah bagus (bersih) waktu itu, kemudian ditinggal untuk kerjain makro eh tiba-tiba keteteran (ada banjir di saluran mikro)," ujar Syarif.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan pompa stasioner sebanyak 487 unit di 178 lokasi. Salah satu pengendalian air yang cukup penting di Jakarta adalah rumah pompa Pluit yang berlokasi di Jalan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara yang terus dioperasikan secara optimal untuk pengendalian banjir di daerah hilir Jakarta, yaitu Jakarta Utara.
"Saat ini terdapat 10 unit pompa dan enam unit genset dengan jumlah operator sebanyak 38 personel," kata Anies yang dikutip dari akun Instagram miliknya @aniesbaswedan.
Anies menilai, memasuki musim hujan keberadaan pompa merupakan bagian terpenting dalam pengendalian banjir Jakarta. Pemprov DKI Jakarta akan selalu memastikan kesiapan pompa di rumah pompa, sehingga diharapkan tidak ada masalah saat pengoperasian di musim hujan.
Berdasarkan data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, sudah terbangun 2.974 sumur resapan untuk pencegahan banjir di DKI Jakarta. Adapun 2.974 titik sumur resapan tersebut dikerjakan oleh tujuh instansi wilayah masing-masing di DKI Jakarta.
Dinas SDA membangun 975 titik, Sudin SDA Jakarta Selatan 570 titik, Sudin SDA Jakarta Timur 456 titik sumur resapan. Sudin SDA Jakarta Pusat membangun 359 titik, Sudin SDA Jakarta Barat 352 titik, Sudin SDA Kepulauan Seribu membangun 132 titik, dan di Kawasan Monas dibangun 130 titik sumur resapan.
Sumur resapan diharapkan tidak hanya mengurangi volume air dari limpasan hujan, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai cadangan air di musim kemarau. Seperti diketahui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini di DKI Jakarta dan sekitarnya berpotensi mengalami cuaca ekstrem yakni hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.
(hab)
tulis komentar anda