Merasa Iba, Keluarga Besar Ajak Aisyah yang Ibunya Meninggal Covid Berkumpul Bersama
Jum'at, 22 Januari 2021 - 00:13 WIB
TANGERANG SELATAN - Telepon genggam Suhara Manullang, tiba-tiba berdering. Nomor tidak dikenal menghubunginya. Telepon pun diangkat. Ternyata dari seorang perempuan. Dia mengaku sebagai kakak dari Aisyah Alissa,10.
Koordinator Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ini pun menjawab dengan santun. Dia tahu persoalan yang terjadi. Aisyah baru saja ditinggal pergi ibunya, dan tengah berjuang melawan Covid-19, di RLC. Aisyah juga kini sebatang kara. Banyak orang yang ingin mengadopsinya. Pihak keluarga yang dulu membuang dia dan ibunya, karena perbedaan agama, kini merasa iba dengan nasibnya. Mereka ingin Aisyah berkumpul bersama lagi. "Kakak beda ayah. Menanyakan keadaan Aisyah dan kalau Aisyah sudah sembuh, keluarga akan jemput," papar Suhara, saat berbincang dengan SINDOnews, di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Kamis (21/1/2021). Lihat juga: Ketegaran Aisyah Alissa, Gadis Mualaf yang Ibunya Meninggal Akibat Covid-19 Kini Hidup Sebatang Kara
Aisyah merupakan anak tunggal. Ayahnya telah meninggal delapan tahun lalu. Sejak empat tahun terakhir, dia tinggal mengontrak hanya berdua dengan almarhumah ibunya Rina Darmakusumah,44, di wilayah Pamulang. Selama ini, warga sekitar hanya tahu, bahwa keluarga Aisyah hanya ibunya. Mereka sudah dibuang keluarga besarnya, karena keluar dari keyakinan agama keluarga besar. Padahal, Aisyah tidak sendiri. Dia memiliki dua orang kakak.
Meski kedua kakaknya ini hidup lebih baik, mereka terikat hubungan emosional, karena memiliki seorang ibu yang sama. Hubungan mereka pun cukup baik. Aisyah cukup mengenal kedua kakaknya, yaitu Alma dan Alda. Yang mengenaskan, sejak kecil Aisyah tidak mengenal siapa ayahnya. Dalam catatan Kartu Keluarga (KK) nya, nama sang ayah bahkan tidak dicantumkan. Ada rahasia besar yang ditutupi dan dibawa mati oleh almarhumah ibunya. "Arahan Ibu Wali, setelah Aisyah sembuh, maka RLC akan menyerahkan ke Dinas Sosial. Selanjutnya, silakan keluarga yang akan mengadopsi atau angkat anak angkat menghubungi Dinsos Tangsel," sambung Suhara Manullang. Baca juga: Nyawa Ibu Direnggut Covid, Aisyah Hidup Sebatang Kara setelah Ditinggal Keluarga Besar karena Mualaf
Menurutnya, ada pertimbangan kenapa Aisyah tidak langsung diserahkan bersama dengan kedua kakak perempuannya. "Kenapa kita serahkan ke Dinsos, karena pengampu, yaitu orang tuanya meninggal. Maka, sekarang pengampu adalah negara. Selanjutnya, akan berproses bagaimana adopsi atau orang tua asuh secara aturan hukum," jelasnya.
Saat ini, kondisi Aisyah dalam keadaan sehat dan sudah mulai beradaptasi dengan suasana karantina. Dia juga banyak bertemu dengan ibu barunya, sesama pasien Covid-19 dan merasakan bagaimana "keluarga" saling menjaga.
Koordinator Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ini pun menjawab dengan santun. Dia tahu persoalan yang terjadi. Aisyah baru saja ditinggal pergi ibunya, dan tengah berjuang melawan Covid-19, di RLC. Aisyah juga kini sebatang kara. Banyak orang yang ingin mengadopsinya. Pihak keluarga yang dulu membuang dia dan ibunya, karena perbedaan agama, kini merasa iba dengan nasibnya. Mereka ingin Aisyah berkumpul bersama lagi. "Kakak beda ayah. Menanyakan keadaan Aisyah dan kalau Aisyah sudah sembuh, keluarga akan jemput," papar Suhara, saat berbincang dengan SINDOnews, di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Kamis (21/1/2021). Lihat juga: Ketegaran Aisyah Alissa, Gadis Mualaf yang Ibunya Meninggal Akibat Covid-19 Kini Hidup Sebatang Kara
Aisyah merupakan anak tunggal. Ayahnya telah meninggal delapan tahun lalu. Sejak empat tahun terakhir, dia tinggal mengontrak hanya berdua dengan almarhumah ibunya Rina Darmakusumah,44, di wilayah Pamulang. Selama ini, warga sekitar hanya tahu, bahwa keluarga Aisyah hanya ibunya. Mereka sudah dibuang keluarga besarnya, karena keluar dari keyakinan agama keluarga besar. Padahal, Aisyah tidak sendiri. Dia memiliki dua orang kakak.
Baca Juga
Meski kedua kakaknya ini hidup lebih baik, mereka terikat hubungan emosional, karena memiliki seorang ibu yang sama. Hubungan mereka pun cukup baik. Aisyah cukup mengenal kedua kakaknya, yaitu Alma dan Alda. Yang mengenaskan, sejak kecil Aisyah tidak mengenal siapa ayahnya. Dalam catatan Kartu Keluarga (KK) nya, nama sang ayah bahkan tidak dicantumkan. Ada rahasia besar yang ditutupi dan dibawa mati oleh almarhumah ibunya. "Arahan Ibu Wali, setelah Aisyah sembuh, maka RLC akan menyerahkan ke Dinas Sosial. Selanjutnya, silakan keluarga yang akan mengadopsi atau angkat anak angkat menghubungi Dinsos Tangsel," sambung Suhara Manullang. Baca juga: Nyawa Ibu Direnggut Covid, Aisyah Hidup Sebatang Kara setelah Ditinggal Keluarga Besar karena Mualaf
Menurutnya, ada pertimbangan kenapa Aisyah tidak langsung diserahkan bersama dengan kedua kakak perempuannya. "Kenapa kita serahkan ke Dinsos, karena pengampu, yaitu orang tuanya meninggal. Maka, sekarang pengampu adalah negara. Selanjutnya, akan berproses bagaimana adopsi atau orang tua asuh secara aturan hukum," jelasnya.
Saat ini, kondisi Aisyah dalam keadaan sehat dan sudah mulai beradaptasi dengan suasana karantina. Dia juga banyak bertemu dengan ibu barunya, sesama pasien Covid-19 dan merasakan bagaimana "keluarga" saling menjaga.
(cip)
tulis komentar anda