Keluarga untuk Aisyah, Gadis Mualaf yang Ibunya Meninggal Akibat COVID-19
Rabu, 20 Januari 2021 - 13:42 WIB
Ketua RW18, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, H Marliansyah A Baset mengatakan, sudah ada warganya yang ingin mengadopsi Aisyah, saat pertama mengetahui ibunya Rina Darmakusumah (44), meninggal COVID-19.
Namun, sejak pemberitaan mengenai Aisyah ramai dibicarakan, sejumlah orang menghubunginya, berniat ingin adopsi Aisyah. Di antaranya yang berniat mengadopsinya adalah Ketua PKB Cak Imin, yang menelepon melalui ajudannya.
"Untuk adopsi, sudah banyak yang menghubungi saya. Kemarin malam ajudan Cak Imin, sudah menanyakan. Lalu ada juga pengusaha dan warga sekitar. Tetapi nanti keputusannya tetap ada, pada Aisyah," ungkap Baset, terpisah.
Saat ini, pihaknya masih belum ingin membahas soal adopsi itu dengan Aisyah. Karena dirinya masih menjalani isolasi COVID-19, sehingga dikhawatirkan mengganggu konsentrasinya. Tetapi, dia sangat menghargai warga yang simpati.
Setelah masa isolasi Aisyah selesai, para donatur dan warga yang masih berkeinginan mengadopsinya, akan dipanggil semuanya dalam acara rembuk bersama warga sekitar dalam pembahasan proses dan mekanisme adopsi tersebut.
"Ya, kalau sekarang kita tidak bisa, karena anaknya masih isolasi di RLC. Tetapi nanti setelah dirinya keluar, baru kita bicarakan, mau adopsinya seperti apa. Nanti semuanya diundang, dan Aisyah yang akan memilih," sambungnya.
Aisyah merupakan warga pendatang yang mengontrak di Jalan Bhayangkara, Blok E 26, No 15, RT 01/18, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel. Dia tinggal hanya berdua dengan ibunya di rumah kontrakan itu.
Ayahnya sudah meninggal delapan tahun lalu. Mereka sudah tinggal di lingkungan tersebut, selama 4 tahun.
"Jadi ceritanya dia mualaf, masuk Islam. Dia Cina Bangka. Sebelum pindah ke Pamulang, dia tinggal di Kedoya. Karena masuk Islam, mereka diusir keluarganya, kan Cina semua. Makanya, dia pindah ke Pamulang," pungkasnya.
Namun, sejak pemberitaan mengenai Aisyah ramai dibicarakan, sejumlah orang menghubunginya, berniat ingin adopsi Aisyah. Di antaranya yang berniat mengadopsinya adalah Ketua PKB Cak Imin, yang menelepon melalui ajudannya.
"Untuk adopsi, sudah banyak yang menghubungi saya. Kemarin malam ajudan Cak Imin, sudah menanyakan. Lalu ada juga pengusaha dan warga sekitar. Tetapi nanti keputusannya tetap ada, pada Aisyah," ungkap Baset, terpisah.
Saat ini, pihaknya masih belum ingin membahas soal adopsi itu dengan Aisyah. Karena dirinya masih menjalani isolasi COVID-19, sehingga dikhawatirkan mengganggu konsentrasinya. Tetapi, dia sangat menghargai warga yang simpati.
Setelah masa isolasi Aisyah selesai, para donatur dan warga yang masih berkeinginan mengadopsinya, akan dipanggil semuanya dalam acara rembuk bersama warga sekitar dalam pembahasan proses dan mekanisme adopsi tersebut.
"Ya, kalau sekarang kita tidak bisa, karena anaknya masih isolasi di RLC. Tetapi nanti setelah dirinya keluar, baru kita bicarakan, mau adopsinya seperti apa. Nanti semuanya diundang, dan Aisyah yang akan memilih," sambungnya.
Aisyah merupakan warga pendatang yang mengontrak di Jalan Bhayangkara, Blok E 26, No 15, RT 01/18, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel. Dia tinggal hanya berdua dengan ibunya di rumah kontrakan itu.
Ayahnya sudah meninggal delapan tahun lalu. Mereka sudah tinggal di lingkungan tersebut, selama 4 tahun.
"Jadi ceritanya dia mualaf, masuk Islam. Dia Cina Bangka. Sebelum pindah ke Pamulang, dia tinggal di Kedoya. Karena masuk Islam, mereka diusir keluarganya, kan Cina semua. Makanya, dia pindah ke Pamulang," pungkasnya.
(wib)
tulis komentar anda