Keluarga untuk Aisyah, Gadis Mualaf yang Ibunya Meninggal Akibat COVID-19
Rabu, 20 Januari 2021 - 13:42 WIB
TANGERANG SELATAN - Senyum Aisyah Alissa (10), kini mulai mengembang. Namun, sorot matanya masih sama. Kesedihan ditinggal ibu tercinta, tidak diakui keluarga besar karena mualaf .
Dia sendirian menjalani perawatan karena terpapar virus Corona di Rumah Lawan COVID-19 (RLC) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Tetapi, dia tidak merasa sendiri lagi karena saat ini banyak yang peduli dengannya. Banyak yang perhatian dengannya.
Selama menjalani isolasi mandiri, Aisyah seperti mendapatkan keluarga baru. Secara emosional, mereka terikat oleh perasaan yang sama sebagai penderita COVID-19. Di sisi lain, mereka iba dengan kemalangan yang menimpa dirinya.
Wakil Sekjen Forum Rumah Lawan Covid (FRLC), Devi Dwi Puspitasari mengatakan, perasaan bahagia selama dirawat membuat ketahanan tubuh Aisyah mengalami peningkatan dan kondisinya semakin baik dari hari ke hari. (Baca juga; 40 Anak Panti Asuhan di Kota Depok Terpapar COVID-19 )
"Kondisinya mulai membaik. Info yang saya dapat dari teman-teman di RLC, Aisyah mulai ceria. Mulai nyaman dengan keadaannya di sana. Banyak yang merhatiin. Dia seperti menemukan keluarga baru," katanya, Rabu (20/1/2021). (Baca juga; Nyawa Ibu Direnggut Covid, Aisyah Hidup Sebatang Kara setelah Ditinggal Keluarga Besar karena Mualaf )
Berdasarkan data yang dia terima, ternyata Aisyah masih memiliki keluarga kandung yang tinggal dengan eyangnya. Keluarga itu adalah kakaknya yang memilih tinggal dengan eyangnya. Sedangkan Aisyah, mualaf ikut ibunya.
Meski demikian, pihaknya masih belum bisa menemukan kakak kandung Aisyah itu. Sehingga, untuk sementara gadis yang telah duduk di bangku Kelas 4 SD ini akan diasuh sementara FRLC, hingga keluarganya datang menjemput.
"Terkait adanya keinginan yang menjadi orang tua asuh, kami belum mengizinkannya, karena Aisyah masih mempunyai eyang dan kakak kandungnya. Kecuali, Aisyah sendiri yang bersedia. Tetapi itupun akan kami pantau," sambungnya.
Sementara itu, keinginan untuk mengadopsi Aisyah sebagai anak, sangat besar. Sejumlah pejabat negara, warga biasa, petinggi partai, hingga direktur perusahaan swasta ternama di Indonesia, ingin mengadopsinya sebagai anak.
Dia sendirian menjalani perawatan karena terpapar virus Corona di Rumah Lawan COVID-19 (RLC) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Tetapi, dia tidak merasa sendiri lagi karena saat ini banyak yang peduli dengannya. Banyak yang perhatian dengannya.
Selama menjalani isolasi mandiri, Aisyah seperti mendapatkan keluarga baru. Secara emosional, mereka terikat oleh perasaan yang sama sebagai penderita COVID-19. Di sisi lain, mereka iba dengan kemalangan yang menimpa dirinya.
Wakil Sekjen Forum Rumah Lawan Covid (FRLC), Devi Dwi Puspitasari mengatakan, perasaan bahagia selama dirawat membuat ketahanan tubuh Aisyah mengalami peningkatan dan kondisinya semakin baik dari hari ke hari. (Baca juga; 40 Anak Panti Asuhan di Kota Depok Terpapar COVID-19 )
"Kondisinya mulai membaik. Info yang saya dapat dari teman-teman di RLC, Aisyah mulai ceria. Mulai nyaman dengan keadaannya di sana. Banyak yang merhatiin. Dia seperti menemukan keluarga baru," katanya, Rabu (20/1/2021). (Baca juga; Nyawa Ibu Direnggut Covid, Aisyah Hidup Sebatang Kara setelah Ditinggal Keluarga Besar karena Mualaf )
Berdasarkan data yang dia terima, ternyata Aisyah masih memiliki keluarga kandung yang tinggal dengan eyangnya. Keluarga itu adalah kakaknya yang memilih tinggal dengan eyangnya. Sedangkan Aisyah, mualaf ikut ibunya.
Meski demikian, pihaknya masih belum bisa menemukan kakak kandung Aisyah itu. Sehingga, untuk sementara gadis yang telah duduk di bangku Kelas 4 SD ini akan diasuh sementara FRLC, hingga keluarganya datang menjemput.
"Terkait adanya keinginan yang menjadi orang tua asuh, kami belum mengizinkannya, karena Aisyah masih mempunyai eyang dan kakak kandungnya. Kecuali, Aisyah sendiri yang bersedia. Tetapi itupun akan kami pantau," sambungnya.
Sementara itu, keinginan untuk mengadopsi Aisyah sebagai anak, sangat besar. Sejumlah pejabat negara, warga biasa, petinggi partai, hingga direktur perusahaan swasta ternama di Indonesia, ingin mengadopsinya sebagai anak.
tulis komentar anda