Epidemiolog: Tingginya Kasus Covid-19 di Jakarta Akibat Rendahnya Penanganan Daerah
Minggu, 08 November 2020 - 06:03 WIB
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai masih tingginya kasus Covid-19 di Jakarta disebabkan rendahnya penanganan Covid-19 di daerah.
Di sisi lain, peningkatan itu juga disebabkan tidak tuntasnya proses identifikasi kasus Corona di DKI. "Yang membuat Jakarta sangat rawan adalah mobilitas orang-orang yang ada di Jakarta terutama dipengaruhi mobilitas penduduk di daerah penyangga dan dari deaarah lain," ujarnya, Minggu (8/11/2020). (Baca juga: Tes PCR Dimasifkan, 747 Warga Jakarta Positif Terpapar Covid-19)
Salah satu strategi yang harus menjadi kunci penanganan Covid-19 adalah 3T (testing, tracing, dan treatment). Hal ini yang belum bisa dilaksanakan secara maksimal di seluruh Indonesia.
Alhasil dampak masyarakat yang masih rendah melaksanakan strategi 3T justru memperparah daerah lain khususnya Jakarta yang memiliki aktivitas penduduk yang tinggi. "Sehingga untuk Jakarta walaupun dikatakan tidak dalam zona merah tapi risiko tidak bisa dijamin keamanannya," ucapnya. (Baca juga: DKI Gelar Seremonial Penghunian DP Nol ke Penerima Manfaat)
Dicky mengingatkan akan pentingnya setiap daerah saling bersinergi dalam menangani pandemi. Dengan begitu upaya penanganan bisa dilakukan secara maksimal.
"Saya sarankan daerah di Pulau Jawa harus menyadari pentingnya sinergitas program 3T. Kalau tidak kita akan menghadapi masalah serius untuk Pulau Jawa," katanya.
Di sisi lain, peningkatan itu juga disebabkan tidak tuntasnya proses identifikasi kasus Corona di DKI. "Yang membuat Jakarta sangat rawan adalah mobilitas orang-orang yang ada di Jakarta terutama dipengaruhi mobilitas penduduk di daerah penyangga dan dari deaarah lain," ujarnya, Minggu (8/11/2020). (Baca juga: Tes PCR Dimasifkan, 747 Warga Jakarta Positif Terpapar Covid-19)
Salah satu strategi yang harus menjadi kunci penanganan Covid-19 adalah 3T (testing, tracing, dan treatment). Hal ini yang belum bisa dilaksanakan secara maksimal di seluruh Indonesia.
Alhasil dampak masyarakat yang masih rendah melaksanakan strategi 3T justru memperparah daerah lain khususnya Jakarta yang memiliki aktivitas penduduk yang tinggi. "Sehingga untuk Jakarta walaupun dikatakan tidak dalam zona merah tapi risiko tidak bisa dijamin keamanannya," ucapnya. (Baca juga: DKI Gelar Seremonial Penghunian DP Nol ke Penerima Manfaat)
Dicky mengingatkan akan pentingnya setiap daerah saling bersinergi dalam menangani pandemi. Dengan begitu upaya penanganan bisa dilakukan secara maksimal.
"Saya sarankan daerah di Pulau Jawa harus menyadari pentingnya sinergitas program 3T. Kalau tidak kita akan menghadapi masalah serius untuk Pulau Jawa," katanya.
(jon)
tulis komentar anda