Waspadai Klaster Covid Libur Panjang, Terminal Pulo Gebang Perketat Protokol Kesehatan
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 18:14 WIB
JAKARTA - Untuk mengantisipasi terjadinya klaster Covid-19 pada libur panjang pertengahan pekan depan, Terminal Terpadu Pulo Gebang , Jakarta Timur, memperketat penerapan protokol kesehatan. Calon penumpang wajib mengisi CLM (Corona Likelihood Metric).
Kepala Unit Pengelola Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, Bernad Oktavianus, mengatakan, dalam mengantisipasi lonjakan penumpang, penerapan protokol kesehatan akan diperketat untuk mencegah terjadinya klaster baru Covid-19. (Baca juga: Libur Panjang, Polda Metro Siapkan Contra Flow Antisipasi Kemacetan Lalu Lintas)
Ia memprediksi lonjakan penumpang terjadi pada Rabu 28 Oktober 2020. Pasalnya, pada hari itu bertepatan dengan dimulainya libur panjang. Saat ini, aktivitas di Terminal Terpadu Pulo Gebang masih dalam kondisi normal.
"Sampai sore hari ini jumlah keberangkatan penumpang berkisar diangka 474 dengan total 91 Bus. Hari ini masih normal, belum ada peningkatan," ucapnya. (Baca juga: Jelang Libur Panjang, Menhub Antisipasi Penularan Covid-19 di Perjalanan)
"Kita juga mewajibkan jasa bus dan penumpang menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Selain itu, penumpang juga harus melampirkan surat keterangan dari dokter yang menyebutkan bebas dari gejala Covid-19, seperti batuk, demam, dan pilek," tutur saat dikonfirmasi, Jumat (22/10/2020).
Kasatpel Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulo Gebang, Afif Muhroji, juga mengatakan, menjelang libur panjang pada Rabu 28 Oktober 2020, belum terlihat adanya lonjakan penumpang di Terminal Terpadu Pulo Gebang. Jumlah keberangkatan penumpang masih jauh lebih rendah sebelum pandemi Covid-19.
Sampai dengan hari ini, Jumat, 23 Oktober 2020, pemesanan tiket maupun keberangkatan penumpang masih minim. "Masih batas normal. Kita lihat dari Rabu 21 Oktober saja hanya ada 788 penumpang. Lalu Kamis 22 Oktober sebanyak 845 penumpang," kata Afif.
Normalnya pada hari biasa jumlah keberangkatan penumpang di Terminal Pulo Gebang bisa mencapai 2 hingga 3 ribu penumpang. Sementara pada hari libur mencapai 5 hingga 6 ribu penumpang.
Namun demikian, kapasitas penumpang dalam bus memang masih dibatasi. "Untuk kapasitas penumpang dalam satu bus masih 50 persen dari kapasitas kursi," tukasnya.
Kepala Unit Pengelola Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta Timur, Bernad Oktavianus, mengatakan, dalam mengantisipasi lonjakan penumpang, penerapan protokol kesehatan akan diperketat untuk mencegah terjadinya klaster baru Covid-19. (Baca juga: Libur Panjang, Polda Metro Siapkan Contra Flow Antisipasi Kemacetan Lalu Lintas)
Ia memprediksi lonjakan penumpang terjadi pada Rabu 28 Oktober 2020. Pasalnya, pada hari itu bertepatan dengan dimulainya libur panjang. Saat ini, aktivitas di Terminal Terpadu Pulo Gebang masih dalam kondisi normal.
"Sampai sore hari ini jumlah keberangkatan penumpang berkisar diangka 474 dengan total 91 Bus. Hari ini masih normal, belum ada peningkatan," ucapnya. (Baca juga: Jelang Libur Panjang, Menhub Antisipasi Penularan Covid-19 di Perjalanan)
"Kita juga mewajibkan jasa bus dan penumpang menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Selain itu, penumpang juga harus melampirkan surat keterangan dari dokter yang menyebutkan bebas dari gejala Covid-19, seperti batuk, demam, dan pilek," tutur saat dikonfirmasi, Jumat (22/10/2020).
Kasatpel Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulo Gebang, Afif Muhroji, juga mengatakan, menjelang libur panjang pada Rabu 28 Oktober 2020, belum terlihat adanya lonjakan penumpang di Terminal Terpadu Pulo Gebang. Jumlah keberangkatan penumpang masih jauh lebih rendah sebelum pandemi Covid-19.
Sampai dengan hari ini, Jumat, 23 Oktober 2020, pemesanan tiket maupun keberangkatan penumpang masih minim. "Masih batas normal. Kita lihat dari Rabu 21 Oktober saja hanya ada 788 penumpang. Lalu Kamis 22 Oktober sebanyak 845 penumpang," kata Afif.
Normalnya pada hari biasa jumlah keberangkatan penumpang di Terminal Pulo Gebang bisa mencapai 2 hingga 3 ribu penumpang. Sementara pada hari libur mencapai 5 hingga 6 ribu penumpang.
Namun demikian, kapasitas penumpang dalam bus memang masih dibatasi. "Untuk kapasitas penumpang dalam satu bus masih 50 persen dari kapasitas kursi," tukasnya.
(thm)
tulis komentar anda