Bima Arya Sebut Baru 30 Persen Warga Kota Bogor Selalu Cuci Tangan Pakai Sabun
Jum'at, 16 Oktober 2020 - 08:16 WIB
BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan bahwa hasil survei yang dilakukan Pemkot Bogor bersama tim riset Social Resilience Lab Nanyang Technological University Singapore menunjukkan banyak warga Bogor yang belum membiasakan diri cuci tangan dengan baik dan benar.
“ Pandemi ini mengharuskan kita menerapkan pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Dari tiga kebiasaan itu yang paling sulit atau yang tidak biasa adalah jaga jarak. Yang paling mudah atau paling sering dilakukan menurut warga Bogor adalah pakai masker. Nah, cuci tangan ini juga masih banyak yang belum terbiasa,” ujar Bima saat acara Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sedunia di Taman Ekspresi, Sempur, Bogor, Kamis (15/10/2020). (Baca juga: Selain Covid-19, Pemkot Depok juga Antisipasi DBD dan Chikungunya)
“Ada 8,1 persen warga yang mengaku jarang atau kadang-kadang cuci tangan. 59 persen sering cuci tangan dan 30 persen selalu cuci tangan. Padahal kan kita inginnya yang selalu cuci tangan ini 80 persen. Jadi (pekerjaan rumah) PR-nya adalah menjadikan cuci tangan ini kebiasaan,” katanya.
Menurutnya, kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir ini harus terus didorong karena data di Kota Bogor menunjukkan bahwa keluarga menjadi salah satu klaster penularan yang cukup tinggi.
“Klaster keluarga ini terpapar dari aktivitas di luar rumah. Jadi harus dibiasakan pulang dari kantor atau dari luar cuci tangan pakai sabun, sebelum dan sesudah makan cuci tangan, dan aktivitas lainnya karena ini adalah benteng terakhir warga ya cuci tangan,” ujar Bima. (Baca juga: Yuk, Cuci Tangan Pakai Sabun)
Dalam peringatan CTPS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 15 Oktober ini diikuti ratusan anak dari berbagai wilayah di Kota Bogor secara virtual dan dilakukan gerakan PKK Kota Bogor secara serentak mencuci tangan di wilayah masing-masing.
“ Pandemi ini mengharuskan kita menerapkan pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Dari tiga kebiasaan itu yang paling sulit atau yang tidak biasa adalah jaga jarak. Yang paling mudah atau paling sering dilakukan menurut warga Bogor adalah pakai masker. Nah, cuci tangan ini juga masih banyak yang belum terbiasa,” ujar Bima saat acara Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sedunia di Taman Ekspresi, Sempur, Bogor, Kamis (15/10/2020). (Baca juga: Selain Covid-19, Pemkot Depok juga Antisipasi DBD dan Chikungunya)
“Ada 8,1 persen warga yang mengaku jarang atau kadang-kadang cuci tangan. 59 persen sering cuci tangan dan 30 persen selalu cuci tangan. Padahal kan kita inginnya yang selalu cuci tangan ini 80 persen. Jadi (pekerjaan rumah) PR-nya adalah menjadikan cuci tangan ini kebiasaan,” katanya.
Menurutnya, kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir ini harus terus didorong karena data di Kota Bogor menunjukkan bahwa keluarga menjadi salah satu klaster penularan yang cukup tinggi.
“Klaster keluarga ini terpapar dari aktivitas di luar rumah. Jadi harus dibiasakan pulang dari kantor atau dari luar cuci tangan pakai sabun, sebelum dan sesudah makan cuci tangan, dan aktivitas lainnya karena ini adalah benteng terakhir warga ya cuci tangan,” ujar Bima. (Baca juga: Yuk, Cuci Tangan Pakai Sabun)
Dalam peringatan CTPS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 15 Oktober ini diikuti ratusan anak dari berbagai wilayah di Kota Bogor secara virtual dan dilakukan gerakan PKK Kota Bogor secara serentak mencuci tangan di wilayah masing-masing.
(jon)
tulis komentar anda