Pemakaian Masker Scuba Dilarang, Omzet Pedagang di Pasar Bali Mester Turun 50%
Rabu, 30 September 2020 - 12:57 WIB
JAKARTA - Larangan penggunaan masker scuba berdampak pada penurunan omzet para pedagang di Pasar Bali Mester dan Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur. Omzet para pedagang masker turun hingga 50% sejak adanya imbauan pemerintah yang menyatakan masker scuba tidak cukup baik dalam menangkal penularan Covid-19.
Wito (50) pedagang masker scuba di Jalan Matraman Raya mengatakan, sejak imbauan itu muncul pendapatan dari menjual masker scuba terus menurun. "Sudah enggak ada lagi yang nyari (beli), masker scuba karena dilarang juga kan. Enggak bisa dipakai naik KRL sama bus Transjakarta," kata Wito di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2020).
Selain mengalami kerugian akibat pendapatan yang menurun, umumnya para padagang sudah menstok barang dengan jumlah besar. Hal itu menjadi persoalan karena mereka kebingungan untuk menjualnya kembali."Sekarang mau diapakan (scuba) enggak bisa dimakan juga. Sudah ambil banyak yang nyarinya jarang, ya terpaksa dijual dengan harga murah," ujarnya. (Baca: Satgas Sebut Tak Efektif Cegah Covid-19, Penjualan Masker Scuba Langsung Turun)
Wito menurutkan, sebelum adanya larangan penggunaan masker scuba pedagang bisa mengantongi pendapatan dalam sehari mencapai Rp100.000. Saat ini, barang yang tidak laku akhirnya dijual borongan dengan harga Rp20.000/lusin. "Kita itu modalnya dari Rp25.000 sampai yang paling mahal itu Rp48.000 yang ada modelnya misal kayak batik, terus burung garuda gitu itu yang paling mahal karena di printing," ucapnya.
Wito (50) pedagang masker scuba di Jalan Matraman Raya mengatakan, sejak imbauan itu muncul pendapatan dari menjual masker scuba terus menurun. "Sudah enggak ada lagi yang nyari (beli), masker scuba karena dilarang juga kan. Enggak bisa dipakai naik KRL sama bus Transjakarta," kata Wito di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2020).
Selain mengalami kerugian akibat pendapatan yang menurun, umumnya para padagang sudah menstok barang dengan jumlah besar. Hal itu menjadi persoalan karena mereka kebingungan untuk menjualnya kembali."Sekarang mau diapakan (scuba) enggak bisa dimakan juga. Sudah ambil banyak yang nyarinya jarang, ya terpaksa dijual dengan harga murah," ujarnya. (Baca: Satgas Sebut Tak Efektif Cegah Covid-19, Penjualan Masker Scuba Langsung Turun)
Wito menurutkan, sebelum adanya larangan penggunaan masker scuba pedagang bisa mengantongi pendapatan dalam sehari mencapai Rp100.000. Saat ini, barang yang tidak laku akhirnya dijual borongan dengan harga Rp20.000/lusin. "Kita itu modalnya dari Rp25.000 sampai yang paling mahal itu Rp48.000 yang ada modelnya misal kayak batik, terus burung garuda gitu itu yang paling mahal karena di printing," ucapnya.
(hab)
Lihat Juga :
tulis komentar anda