IKAPPI DKI Tolak Preman Jadi Penegak Protokol Kesehatan

Sabtu, 12 September 2020 - 17:53 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) DKI Jakarta tak sependapat dengan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono yang ingin merekrut preman pasar untuk membantu aparat keamanan mengawasi warga dalam menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, keinginan Gatot itu tidak efektif.

“Saya kira bapak Wakapolri tidak perlu sampai sejauh itu melibatkan preman pasar untuk mengawasi aktivitas warga, terutama di pasar-pasar. Jauh lebih efektif kita pengawasan itu di lakukan oleh paguyuban atau ketua2 blok pasar. Keterlibatan pedagang justru memperkuat displin pedagang," kata Ketua IKAPPI DKI Miftahudin di Jakarta, Sabtu (12/9/2020).

Saat ini para pedagang pasar di DKI Jakarta memang terpukul karena penurunnya omzet sekitar 60-70% akibat PSBB, IKAPPI juga menemukan ada kurang lebih sekitar 400 ribu pedagang pasar tradisional dan pedagang kaki lima di sekitar pasar yang mengalami dampak dari wabah pandemi tersebut yakni penurunan omzet tidak sedikit.



Ia menuturkan, para pedagang saat ini sedang mencoba bangkit kembali dan memulai aktivitas roda ekonomi mereka kembali, mencari nafkah untuk keluarga, namun tidak elok rasanya bila pada saat para pedagang mencari nafkah, aktivitas jual beli yang sedang berlangsung diawasi oleh para preman pasar. ( )

“Tidak bisa kita pungkiri omset para pedagang memang turun drastis, mereka mencari nafkah untuk keluarga dirumah, tetapi kok malah diawasi preman? Jelas para pedagang pasar akan merasa terintimidasi dengan kehadiran para preman pasar mengawasi aktivitas mereka," tambahnya.

IKAPPI DKI Jakarta mendorong agar pemerintah atau apparat keamanan (TNI-Polri) menyiapkan langkah-langkah yang kongkrit dan diharapkan oleh para pedagang, agar para pedagang merasa terlindungi dan terayomi dengan baik.

IKAPPI DKI Jakarta juga merekomendasikan untuk melibatkan Pramuka atau Personil IKAPPI untuk membantu memberikan penyuluhan dan mengingatkan bahaya Covid-19 kepada para Pedagang di Pasar dengan cara yang lebih Humanis ketimbang ide melibatkan Preman Pasar yang cenderung justru kurang Humanis dan tidak mengayomi para Pedagang.

"Pedagang sudah tertekan. Kami berharap kita semua membantu pedagang agar mampu melewati kondisi berat ini," tutup Miftah. ( )
(mhd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More