Gerak Jakarta, Ungkap Perjalanan Panjang Pembangunan Jakarta
Minggu, 20 Oktober 2024 - 14:36 WIB
JAKARTA - Dalama rangka merayakan Hari Ulang Tahun yang ke-63, PT. Pembangunan Jaya gelar pameran buku “Gerak Jakarta: Sejarah Ruang-Ruang Hidup” yang berlangsung di Bintaro Xchange Mall 2, Tangerang Selatan, mulai tanggal 18 hingga 27 Oktober 2024.
Pameran ini menampilkan buku yang menceritakan perjalanan panjang pembangunan Jakarta dari masa ke masa, sekaligus menggambarkan transformasi ruang-ruang hidup di ibu kota, mulai dari era Sunda Kelapa hingga Jakarta modern.
Buku “Gerak Jakarta: Sejarah Ruang-Ruang Hidup” merupakan karya monumental yang mendokumentasikan sejarah pembangunan Jakarta selama lebih dari 1500 tahun. Buku ini mengupas perubahan infrastruktur dan tata ruang kota, dimulai dari masa kolonial hingga era modern.
Frans Sunito Presiden Universitas Pembangunan Jaya yang juga penulis buku mengatakan pameran ini bertujuan memperkenalkan kepada publik berbagai aspek penting dalam sejarah pembangunan Jakarta yang tercermin dalam perkembangan kawasan kota, sistem transportasi dan jaringan, berbagai macam tata kelola di perkotaan, dan pemukiman.
Kami merasa terpanggil membuat buku yang mengangkat mengenai sejarah tumbuhnya Jakarta. Untuk memperkenalkan dan ingatkan sejarah panjang Jakarta Jakarta dulu utara pasar ikan, selatan istana merdeka.
“Tapi sekarang kita lihat betapa dahsyatnya perkembangan Jakarta. Buku ini tadinya hanya mau dibuat satu. Tapi pas mulai nulis, sepertinya banyak yang harus dimuat sehingga jadi monumental,”ujarnya dalam rilis kepada SINDOnews.com, kemarin.
Dalam materi dalam buku yang dipamerkan ini pengunjung berkesempatan untuk melihat bagaimana Jakarta berkembang dari kota pelabuhan sederhana menjadi pusat aktivitas yang kompleks dan dinamis.
Melalui buku “Gerak Jakarta”, kita dapat menyelami bagaimana keputusan-keputusan pembangunan telah membentuk ruang-ruang hidup yang kita kenal sekarang. Buku “Gerak Jakarta” menampilkan berbagai dokumentasi dan arsip sejarah yang memperkuat narasi perkembangan kota.
Avinti Armand selaku kurator buku ini menuturkan memang tema sengaja milih infrastruktur Jakarta. Tidak hanya jalan tol, jalan layang atau rel, tapi segala hal yang dibangun manusia. “Yang paling banyak berubah adalah skala. Kita lihat Sunda Kelapa dulu seperti apa, sekarang skalanya juga berubah,”katanya.
Pameran ini menampilkan buku yang menceritakan perjalanan panjang pembangunan Jakarta dari masa ke masa, sekaligus menggambarkan transformasi ruang-ruang hidup di ibu kota, mulai dari era Sunda Kelapa hingga Jakarta modern.
Buku “Gerak Jakarta: Sejarah Ruang-Ruang Hidup” merupakan karya monumental yang mendokumentasikan sejarah pembangunan Jakarta selama lebih dari 1500 tahun. Buku ini mengupas perubahan infrastruktur dan tata ruang kota, dimulai dari masa kolonial hingga era modern.
Frans Sunito Presiden Universitas Pembangunan Jaya yang juga penulis buku mengatakan pameran ini bertujuan memperkenalkan kepada publik berbagai aspek penting dalam sejarah pembangunan Jakarta yang tercermin dalam perkembangan kawasan kota, sistem transportasi dan jaringan, berbagai macam tata kelola di perkotaan, dan pemukiman.
Kami merasa terpanggil membuat buku yang mengangkat mengenai sejarah tumbuhnya Jakarta. Untuk memperkenalkan dan ingatkan sejarah panjang Jakarta Jakarta dulu utara pasar ikan, selatan istana merdeka.
“Tapi sekarang kita lihat betapa dahsyatnya perkembangan Jakarta. Buku ini tadinya hanya mau dibuat satu. Tapi pas mulai nulis, sepertinya banyak yang harus dimuat sehingga jadi monumental,”ujarnya dalam rilis kepada SINDOnews.com, kemarin.
Dalam materi dalam buku yang dipamerkan ini pengunjung berkesempatan untuk melihat bagaimana Jakarta berkembang dari kota pelabuhan sederhana menjadi pusat aktivitas yang kompleks dan dinamis.
Melalui buku “Gerak Jakarta”, kita dapat menyelami bagaimana keputusan-keputusan pembangunan telah membentuk ruang-ruang hidup yang kita kenal sekarang. Buku “Gerak Jakarta” menampilkan berbagai dokumentasi dan arsip sejarah yang memperkuat narasi perkembangan kota.
Avinti Armand selaku kurator buku ini menuturkan memang tema sengaja milih infrastruktur Jakarta. Tidak hanya jalan tol, jalan layang atau rel, tapi segala hal yang dibangun manusia. “Yang paling banyak berubah adalah skala. Kita lihat Sunda Kelapa dulu seperti apa, sekarang skalanya juga berubah,”katanya.
tulis komentar anda