Ratusan Siswa SMKN 5 Kota Tangsel Demo, Tuntut Guru Dipecat
Senin, 23 September 2024 - 11:22 WIB
JAKARTA - Ratusan siswa SMKN 5 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar unjuk rasa di halaman sekolah, Senin (23/9/2024). Unjuk rasa menuntut menuntut oknum guru berinisial HDW dipecat karena diduga memiliki rekam jejak pelecehan dan pencabulan.
Aksi protes para siswa itu tindak lanjut atas pemberian penghargaan pramuka, Pancawarsa III oleh Kwarcab Kota Tangsel kepada HDW. Menurut para siswa, HDW tak pantas menjadi guru karena rekam jejak perbuatannya pada 2010 silam.
"Kami semua minta Pak Dedi dikeluarkan dari SMKN 5, karena tindakan pelecehan, pencabulan adalah tindakan yang paling rendah dari semuanya," kata salah satu siswa, Idham saat menyampaikan tuntutan kepada pihak sekolah.
"Teman kita yang tawuran, semuanya dikeluarkan. Tindakan pelecehan dan pencabulan adalah tindakan yang paling rendah dari semua. Kami minta keadilan Pak, teman kami dikeluarkan gara-gara tawuran Pak, kami minta keadilan Pak," katanya disambut sorak-sorai siswa yang lain.
Kepala SMKN 5 Rohmani Yusuf yang datang ke lapangan lantas menanggapi lugas aspirasi para siswanya. Menurutnya, HDW telah dinonaktifkan sementara sebagaimana arahan Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
"Atas arahan Kepala Dinas, yang bersangkutan mulai dari hari ini dinonaktifkan sementara sampai menunggu keputusan hitam-putih (Dinas Provinsi)," kata Rohmani.
Menurut Rohmani, pihaknya siang ini segera merapat ke kantor Dinas Pendidikan di Serang, Banten, guna menanti kesimpulan akhir atas nasib guru HDW.
"Bapak jam, paling lambat jam 12.30 akan meluncur ke Serang, untuk mendapatkan hitam-putihnya. Jadi kalian tenang, apa yang kalian aspirasikan pada pagi hari ini, kami sekolah merespons, dan percayakan bahwa kasus ini sedang ditangani dan akan terus kami perdalam," katanya.
Rekam jejak dugaan pelecehan dan pencabulan HDW kembali viral melalui postingan salah satu akun media sosial. Disebutkan pada 2010 ada laporan dari belasan siswa di SMPN 3 Kota Tangsel mengalami pelecehan dari HDW yang kala itu menjadi pembina pramuka.
"Mereka mengaku dilecehkan dengan berbagai macam modus, diberikan terapi supaya fokus belajar, supaya lebih lancar ujian. Pengakuan pun tidak hanya dari adik-adik kami, anak SMA dan mahasiswi anggota Pramuka pun bercerita bagaimana dirinya menjadi korban," tulis narasi dalam unggahan yang direpost akun @seputartangsel.
Aksi protes para siswa itu tindak lanjut atas pemberian penghargaan pramuka, Pancawarsa III oleh Kwarcab Kota Tangsel kepada HDW. Menurut para siswa, HDW tak pantas menjadi guru karena rekam jejak perbuatannya pada 2010 silam.
"Kami semua minta Pak Dedi dikeluarkan dari SMKN 5, karena tindakan pelecehan, pencabulan adalah tindakan yang paling rendah dari semuanya," kata salah satu siswa, Idham saat menyampaikan tuntutan kepada pihak sekolah.
"Teman kita yang tawuran, semuanya dikeluarkan. Tindakan pelecehan dan pencabulan adalah tindakan yang paling rendah dari semua. Kami minta keadilan Pak, teman kami dikeluarkan gara-gara tawuran Pak, kami minta keadilan Pak," katanya disambut sorak-sorai siswa yang lain.
Kepala SMKN 5 Rohmani Yusuf yang datang ke lapangan lantas menanggapi lugas aspirasi para siswanya. Menurutnya, HDW telah dinonaktifkan sementara sebagaimana arahan Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
"Atas arahan Kepala Dinas, yang bersangkutan mulai dari hari ini dinonaktifkan sementara sampai menunggu keputusan hitam-putih (Dinas Provinsi)," kata Rohmani.
Menurut Rohmani, pihaknya siang ini segera merapat ke kantor Dinas Pendidikan di Serang, Banten, guna menanti kesimpulan akhir atas nasib guru HDW.
"Bapak jam, paling lambat jam 12.30 akan meluncur ke Serang, untuk mendapatkan hitam-putihnya. Jadi kalian tenang, apa yang kalian aspirasikan pada pagi hari ini, kami sekolah merespons, dan percayakan bahwa kasus ini sedang ditangani dan akan terus kami perdalam," katanya.
Rekam jejak dugaan pelecehan dan pencabulan HDW kembali viral melalui postingan salah satu akun media sosial. Disebutkan pada 2010 ada laporan dari belasan siswa di SMPN 3 Kota Tangsel mengalami pelecehan dari HDW yang kala itu menjadi pembina pramuka.
"Mereka mengaku dilecehkan dengan berbagai macam modus, diberikan terapi supaya fokus belajar, supaya lebih lancar ujian. Pengakuan pun tidak hanya dari adik-adik kami, anak SMA dan mahasiswi anggota Pramuka pun bercerita bagaimana dirinya menjadi korban," tulis narasi dalam unggahan yang direpost akun @seputartangsel.
(abd)
tulis komentar anda