Ridwan Kamil - Suswono Optimistis Hunian Vertikal Bisa Terwujud
Selasa, 10 September 2024 - 19:58 WIB
JAKARTA - Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta, Ridwan Kamil - Suswono (RIDO) optimistis program hunian vertikal yang dicanangkannya dapat terwujudnya di Jakarta. Hal ini dikatakan Juru Bicara (Jubir) RIDO, Mulya Amri.
Dia menilai, hunian vertikal merupakan program yang masuk akal di Jakarta, terlebih dengan lahan yang mahal.
"Hunian vertikal di pusat kota Jakarta sering dianggap orang kurang masuk akal, tetapi sebetulnya sangat masuk akal karena di pusat kota yang mahal adalah lahannya," kata Mulya Amri kepada wartawan, Selasa (10/9/2024).
"Sementara biaya konstruksi untuk membangun hunian vertikal itu sama saja, antara dibangun di pusat kota maupun di pedesaan. Jadi yang perlu diakali adalah bagaimana mengurangi biaya tanahnya," sambungnya.
Menurut Mulya, biaya tanah ini bisa dikurangi dengan menambah jumlah unit di atas lahan yang dibangun. Pengurangan biaya lahan juga bisa diakali dengan menggunakan lahan milik Pemda DKI.
"Pemda DKI punya banyak lahan di pusat kota yang bisa dimanfaatkan untuk hunian vertikal, seperti pasar, stasiun, terminal. Ini konsep simbiosis mutualisme juga karena pasar butuh pembeli yang berasal dari warga dan warga butuh pasar," kata Mulya.
Mulya mengatakan, karena lahan digunakan untuk membangun hunian vertikal merupakan lahan milik Pemda, hampir dipastikan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli lahan. Dampaknya, unit yang dijajakan untuk warga bisa sangat terjangkau.
"Belum lagi nanti ditambah dengan program pemerintah pusat seperti program tiga juga rumah dari Presiden terpilih Pak Prabowo. Lalu ada juga memanfaatkan dana kewajiban dari pengembang dan lain-lain. Unitnya bisa semakin terjangkau. Berdasarkan hal ini kami menganggap hunian verital bisa dibangun di Jakarta," katanya.
Dia menilai, hunian vertikal merupakan program yang masuk akal di Jakarta, terlebih dengan lahan yang mahal.
"Hunian vertikal di pusat kota Jakarta sering dianggap orang kurang masuk akal, tetapi sebetulnya sangat masuk akal karena di pusat kota yang mahal adalah lahannya," kata Mulya Amri kepada wartawan, Selasa (10/9/2024).
"Sementara biaya konstruksi untuk membangun hunian vertikal itu sama saja, antara dibangun di pusat kota maupun di pedesaan. Jadi yang perlu diakali adalah bagaimana mengurangi biaya tanahnya," sambungnya.
Menurut Mulya, biaya tanah ini bisa dikurangi dengan menambah jumlah unit di atas lahan yang dibangun. Pengurangan biaya lahan juga bisa diakali dengan menggunakan lahan milik Pemda DKI.
"Pemda DKI punya banyak lahan di pusat kota yang bisa dimanfaatkan untuk hunian vertikal, seperti pasar, stasiun, terminal. Ini konsep simbiosis mutualisme juga karena pasar butuh pembeli yang berasal dari warga dan warga butuh pasar," kata Mulya.
Mulya mengatakan, karena lahan digunakan untuk membangun hunian vertikal merupakan lahan milik Pemda, hampir dipastikan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli lahan. Dampaknya, unit yang dijajakan untuk warga bisa sangat terjangkau.
"Belum lagi nanti ditambah dengan program pemerintah pusat seperti program tiga juga rumah dari Presiden terpilih Pak Prabowo. Lalu ada juga memanfaatkan dana kewajiban dari pengembang dan lain-lain. Unitnya bisa semakin terjangkau. Berdasarkan hal ini kami menganggap hunian verital bisa dibangun di Jakarta," katanya.
tulis komentar anda