Rano Karno Wacanakan Pencak Silat Masuk Ekstrakurikuler Sekolah di Jakarta

Selasa, 03 September 2024 - 15:33 WIB
Cawagub DKI Jakarta dari PDI Perjuangan Rano Karno mewacanakan pencak silat masuk ke dalam kurikulum ekstrakurikuler (ekskul) sekolah di Jakarta. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta dari PDI Perjuangan Rano Karno mewacanakan olahraga dan kesenian bela diri pencak silat masuk ke dalam kurikulum ekstrakurikuler (ekskul) sekolah di Jakarta. Kebijakan itu akan diterapkan jika dirinya bersama Pramono Anung terpilih di Pilkada 2024.

"Ya insya Allah, tadi saya udah ngomong. Kalau memang jadi insya Allah, ekstrakurikuler silat bisa masuk di sekolah. Tidak wajib. Karate boleh, Taekwondo boleh, Judo boleh. Tapi silat harus ada. Makanya itu, para guru-guru, silat ini harus punya kompetensi masuk ke situ," kata Rano usai mengunjungi kediaman Bapak Pencak Silat Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya di Kabupaten Bogor, Selasa (3/9/2024).

Rano menilai silat Betawi memiliki banyak aliran. Rano enggan membanding-bandingkan siapa yang paling jago sehingga lebih menanamkan sportivitas dan budaya.





"Jangan kita bilang, oh ini yang lebih jago. Enggak, biarin kita masuk karena ini bagian dari olahraga. Pertama kita tanamkan olahraga. Kedua sportivitas, baru dia paham tentang budaya. Jadi insyaallah kalau memang saya jadi, pencak silat pasti akan masuk dalam ekstrakurikuler," ujarnya.

Sekadar informasi, Indonesia patut berbangga punya tokoh Pencak Silat yang mendunia namanya. Dia adalah Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya yang dijuluki Bapak Pencak Silat Dunia.



Mayjen Eddie Marzuki dikenal sebagai satu legenda Pencak Silat Indonesia. Pria kelahiran Tanjung Priok, Jakarta, 6 Juni 1931 ini telah berkontribusi besar kepada dunia Pencak Silat, olahraga beladiri asli dan kebanggaan Tanah Air.

Seperti apa sosok Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya? Bapak Pencak Silat Dunia ini pernah menduduki jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Gubernur Letjen TNI (Purn) Raden Soeprapto pada periode 1982-1987.

Dia memulai karier militernya sejak muda ketika masih berusia 16 tahun dengan bergabung ke dalam Detasemen Garuda Putih saat Agresi Militer Belanda I. Karena tumbuh dan dewasa di masa kemerdekaan, Eddie terlibat dalam sejumlah gerakan perjuangan melawan Kolonialisme.

Berasal dari keluarga Betawi kebanyakan di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Eddie merintis kariernya di angkatan bersenjata tanpa melalui Akademi Militer. Ketekunan dan kerja keras membuatnya mampu mencapai cita-citanya menjadi perwira tinggi.

Eddie tercatat menyandang pangkat Sersan pada 1950 dan kemudian diangkat menjadi Mayor Jenderal (Mayjen) pada usia 80 tahun. Jenderal Tanpa Angkatan, begitu Eddie mengambarkan dirinya dalam otobiografinya.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More