Ridwan Kamil Minta Maaf atas Cuitan Lama: Saya Sudah Bertransformasi Lebih Bijak
Jum'at, 30 Agustus 2024 - 20:50 WIB
JAKARTA - Calon Gubernur Ridwan Kamil (RK) heran cuitan di akun X/Twitter lamanya selalu diungkit-ungkit warganet. Padahal, ia mengaku telah berubah menjadi lebih bijak saat ini.
Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat memaparkan materi bertajuk "Kepemimpinan Transformasi Berbasis Karya," yang digelar oleh Golkar Institute, di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Jumat (30/8/2024).
Menurutnya, kapasitas dirinya dulu dengan sekarang berbeda. "Saya yang dahulu sama yang saya sekarang setelah jadi pejabat publik kan beda. Saya dulu memang pemarah, di Twitt lama muncul lagi," tutur Ridwan Kamil.
RK pun mengaku telah meminta maaf atas cuitan lamanya. "Sudah minta maaf minta maaf tiga kali, tahun 2013 waktu calon wali kota, sudah minta maaf 2018, muncul lagi minta maaf lagi kemarin 2024," ucap RK.
Lebih lanjut RK mengaku, dirinya kini sudah bertransformasi. Terbukti, sejak menjadi pejabat publik tidak ada konten twitt yang kontroversi. "Karena saya sudah bertransformasi lebih bijak, lebih terukur," ucap dia.
Sebelumnya, cuitan lama Ridwan Kamil diungkit warganet atau netizen di media sosial X. RK, sapaan akrabnya, mengaku dulunya kurang bijak saat menggunakan sosial media.
Ridwan Kamil dalam unggahannya di media sosial X menceritakan, bahwa dirinya dulu merupakan netizen yang julid. Namun, dirinya kini telah berubah apalagi saat menjadi pejabat publik.
"Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah bahkan julid," kata RK dalam cuitannya di media sosial X yang dilihat Senin (26/8/2024).
"Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar," sambung dia.
Menurutnya, setiap orang akan melewati tahapan menjadi pihak yang protes, seorang anak muda yang penuh kritik dan sinisme. Namun, baginya semua orang berproses harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.
"Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orangtuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orangtua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, "Oh gitu ya saya dulu", dan "Ternyata begini rasanya di posisi ini," ujarnya.
Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat memaparkan materi bertajuk "Kepemimpinan Transformasi Berbasis Karya," yang digelar oleh Golkar Institute, di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Jumat (30/8/2024).
Menurutnya, kapasitas dirinya dulu dengan sekarang berbeda. "Saya yang dahulu sama yang saya sekarang setelah jadi pejabat publik kan beda. Saya dulu memang pemarah, di Twitt lama muncul lagi," tutur Ridwan Kamil.
RK pun mengaku telah meminta maaf atas cuitan lamanya. "Sudah minta maaf minta maaf tiga kali, tahun 2013 waktu calon wali kota, sudah minta maaf 2018, muncul lagi minta maaf lagi kemarin 2024," ucap RK.
Lebih lanjut RK mengaku, dirinya kini sudah bertransformasi. Terbukti, sejak menjadi pejabat publik tidak ada konten twitt yang kontroversi. "Karena saya sudah bertransformasi lebih bijak, lebih terukur," ucap dia.
Sebelumnya, cuitan lama Ridwan Kamil diungkit warganet atau netizen di media sosial X. RK, sapaan akrabnya, mengaku dulunya kurang bijak saat menggunakan sosial media.
Ridwan Kamil dalam unggahannya di media sosial X menceritakan, bahwa dirinya dulu merupakan netizen yang julid. Namun, dirinya kini telah berubah apalagi saat menjadi pejabat publik.
"Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah bahkan julid," kata RK dalam cuitannya di media sosial X yang dilihat Senin (26/8/2024).
"Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar," sambung dia.
Menurutnya, setiap orang akan melewati tahapan menjadi pihak yang protes, seorang anak muda yang penuh kritik dan sinisme. Namun, baginya semua orang berproses harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.
"Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orangtuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orangtua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, "Oh gitu ya saya dulu", dan "Ternyata begini rasanya di posisi ini," ujarnya.
(maf)
tulis komentar anda