DPD Golkar DKI Bakal Taati Putusan DPP Soal Jusuf Hamka Jadi Bacawagub Kaesang

Jum'at, 12 Juli 2024 - 20:22 WIB
Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta Basri Baco mengatakan bakal menaati putusan DPP soal Jusuf Hamka jadi bacawagub Kaesang di Pilkada DKI Jakarta. Foto/istimewa
JAKARTA - DPD Partai Golkar DKI Jakarta menegaskan akan mematuhi keputusan DPP Partai Golkar terkait pencalonan Bacagub dan Bacawagub Jakarta Pilkada 27 November 2024. Hal itu menyusul pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menawarkan sosok pengusaha tol Jusuf Hamka sebagai pendamping Kaesang Pangarep di pilkada.

Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta Basri Baco menyatakan, pihaknya akan menaati keputusan DPP karena urusan pilkada mutlak kewenangan DPP. Karena itu, apa pun keputusan DPP Golkar maka DPD akan siap menjalankan.

“Kami meyakini putusan DPP menawarkan Jusuf Hamka atau yang biasa kita kenal Babah Alun, sudah melalui pertimbangan matang dan penuh kajian. Walaupun Babah Alun tidak pernah mendapat penugasan untuk Jakarta,” kata Basri Baco, Jumat (12/7/2024).





Basri Baco mengatakan, duet Kaesang-Jusuf Hamka sudah menjadi tawaran DPP. Jika putra bungsu Presiden Jokowi itu memutuskan untuk maju di Pilkada Jakarta. Namun Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta ini mengaku, sempat terkejut dengan tawaran itu karena di luar yang selama dipikirkan partai.

Selama ini, DPD Golkar fokus menyuarakan dukungan kepada Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar sebagai Bacagub Jakarta. Nama Zaki masuk dari daftar tiga orang yang mendapat penugasan untuk Pilkada Jakarta, sementara dua nama lainnya adalah Wakil Ketua DPP Golkar Erwin Aksa dan Wakil Ketua DPP Golkar Ridwan Kamil. “Ini di luar prediksi kami semua memang, dan Golkar Jakarta sedang dalam persiapan pematangan pasangan ini,” tuturnya.



Menurut Basri Baco, duet Kaesang-Jusuf Hamka bisa menjadi pasangan kuda hitam untuk memenangi pertarungan Pilkada Jakarta 2024. Terlebih berdasarkan survei internal yang dilakukan partai, hampir separuh responden dalam penelitian itu warga Jakarta menginginkan pemimpin baru.

“Ini juga bisa jadi pasangan kuda hitam di Jakarta yang menurut hasil survei internal kami, 57% rakyat Jakarta inginkan pemimpin baru, bukan yang pernah memimpin Jakarta,” ungkapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More