Didatangi Sudirman Said, Rekan Indonesia: Tokoh Berkapasitas Pimpin Jakarta
Senin, 01 Juli 2024 - 18:02 WIB
Agung mengatakan, pada 2022 prevalensi balita stunting di Jakarta masih cukup tinggi yakni 14,8%. Sementara dari September sampai Oktober 2023 di Jaksel angka anak bermasalah dengan gizi cukup besar yaitu 1.225 anak bermasalah gizi.
Pemprov Jakarta ke depan harus memiliki mitigasi dan skema pengentasan stunting yang jelas, misalnya untuk pencegahannya harus dimulai sejak pranikah. Calon ibu mendapatkan edukasi bagaimana menjaga keseimbangan makan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi serta penataan lingkungan tempat tinggal warga agar sesuai standar hidup sehat, apalagi di Jakarta masih banyak perkampungan kumuh.
"Masih terdapat 445 RW kumuh di Jakarta yang perlu ditata sehingga indeks kesehatan warga bisa meningkat, apalagi saat ini Jakarta punya target 200 RW kumuh dapat ditata dengan baik," ucapnya.
Dengan segudang problem kesehatan di Jakarta, menurut Agung, Jakarta butuh pemimpin bersih, memiliki kemampuan manajemen yang kuat, dan kemampuan mengesekusi permasalahan dengan cepat dan tegas.
"Tiga kemampuan itu hanya dimiliki Sudirman Said, itu bisa dilihat dari pengalamannya sebagai Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh, Menteri ESDM, dan Sekjen PMI," ujarnya.
Saat di BRR, Sudirman Said membatalkan proyek bermasalah sebesar Rp157 miliar. Selain itu, BRR juga berhasil menjalankan proses rekonstruksi Serambi Mekkah itu dengan sukses sekaligus efektif.
Saat menjadi Menteri ESDM, Sudirman Said berhasil memotong jalur perizinan tambang yang berbelit-belit dan banyak menghabiskan biaya menjadi lebih ringkas, efektif, dan tidak lagi berbiaya tinggi.
Begitu pun saat menjabat Sekjen PMI, Sudirman Said berhasil memperbaiki sistem manajemen PMI menjadi lebih rapi, ringkas, serta modern.
Pemprov Jakarta ke depan harus memiliki mitigasi dan skema pengentasan stunting yang jelas, misalnya untuk pencegahannya harus dimulai sejak pranikah. Calon ibu mendapatkan edukasi bagaimana menjaga keseimbangan makan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi serta penataan lingkungan tempat tinggal warga agar sesuai standar hidup sehat, apalagi di Jakarta masih banyak perkampungan kumuh.
"Masih terdapat 445 RW kumuh di Jakarta yang perlu ditata sehingga indeks kesehatan warga bisa meningkat, apalagi saat ini Jakarta punya target 200 RW kumuh dapat ditata dengan baik," ucapnya.
Dengan segudang problem kesehatan di Jakarta, menurut Agung, Jakarta butuh pemimpin bersih, memiliki kemampuan manajemen yang kuat, dan kemampuan mengesekusi permasalahan dengan cepat dan tegas.
"Tiga kemampuan itu hanya dimiliki Sudirman Said, itu bisa dilihat dari pengalamannya sebagai Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh, Menteri ESDM, dan Sekjen PMI," ujarnya.
Saat di BRR, Sudirman Said membatalkan proyek bermasalah sebesar Rp157 miliar. Selain itu, BRR juga berhasil menjalankan proses rekonstruksi Serambi Mekkah itu dengan sukses sekaligus efektif.
Saat menjadi Menteri ESDM, Sudirman Said berhasil memotong jalur perizinan tambang yang berbelit-belit dan banyak menghabiskan biaya menjadi lebih ringkas, efektif, dan tidak lagi berbiaya tinggi.
Begitu pun saat menjabat Sekjen PMI, Sudirman Said berhasil memperbaiki sistem manajemen PMI menjadi lebih rapi, ringkas, serta modern.
(jon)
tulis komentar anda