Didatangi Sudirman Said, Rekan Indonesia: Tokoh Berkapasitas Pimpin Jakarta
Senin, 01 Juli 2024 - 18:02 WIB
JAKARTA - Dukungan Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia kepada Sudirman Said bak gayung bersambut. Hari ini, Sudirman Said menyambangi Kantor Rekan Indonesia di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Tujuan Sudirman Said datang ke Kantor Rekan Indonesia untuk bersilaturahmi dan sharing dengan Rekan Indonesia terkait permasalahan Jakarta di bidang kesehatan, khususnya soal pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan.
Hal ini disampaikan Ketua Nasional Rekan Indonesia Agung Nugroho. Menurut dia, Jakarta saat ini menuju kota global sejak menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Sebagai kota global tentu Jakarta harus ditata lebih teknokratik agar dapat terwujud smart city. Kemudian, Jakarta dituntut dapat mengurangi beban masalah yang ada.
Di bidang kesehatan misalnya, Jakarta masih memiliki problem yang belum terselesaikan di antaranya pembangunan upaya preventif dan promotif kesehatan secara konkret.
"Karena preventif dan promotif kesehatan merupakan investasi pembangunan sumber daya manusia di Jakarta. Warga yang sehat meningkatkan kualitas SDM kotanya," ujar Agung, Senin (1/7/2024).
Selama ini Jakarta hanya berfokus pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif saja dengan anggaran cukup besar dan tidak cukup menanggung pembiayaan pengobatan serta pemulihan. Sementara preventif dan promotif tidak serius dibangun.
"Padahal mencegah dan mengedukasi warga agar paham bagaimana membangun lingkungan yang sehat dimulai dari tempat tinggalnya itu sangat penting untuk mencegah penyakit dari hilir," katanya.
Pemprov Jakarta juga belum bisa mengurangi stunting, padahal dengan APBD sebesar Rp81 triliun lebih seharusnya Jakarta mampu mengentaskan stunting.
Tujuan Sudirman Said datang ke Kantor Rekan Indonesia untuk bersilaturahmi dan sharing dengan Rekan Indonesia terkait permasalahan Jakarta di bidang kesehatan, khususnya soal pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan.
Hal ini disampaikan Ketua Nasional Rekan Indonesia Agung Nugroho. Menurut dia, Jakarta saat ini menuju kota global sejak menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Sebagai kota global tentu Jakarta harus ditata lebih teknokratik agar dapat terwujud smart city. Kemudian, Jakarta dituntut dapat mengurangi beban masalah yang ada.
Di bidang kesehatan misalnya, Jakarta masih memiliki problem yang belum terselesaikan di antaranya pembangunan upaya preventif dan promotif kesehatan secara konkret.
"Karena preventif dan promotif kesehatan merupakan investasi pembangunan sumber daya manusia di Jakarta. Warga yang sehat meningkatkan kualitas SDM kotanya," ujar Agung, Senin (1/7/2024).
Selama ini Jakarta hanya berfokus pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif saja dengan anggaran cukup besar dan tidak cukup menanggung pembiayaan pengobatan serta pemulihan. Sementara preventif dan promotif tidak serius dibangun.
"Padahal mencegah dan mengedukasi warga agar paham bagaimana membangun lingkungan yang sehat dimulai dari tempat tinggalnya itu sangat penting untuk mencegah penyakit dari hilir," katanya.
Pemprov Jakarta juga belum bisa mengurangi stunting, padahal dengan APBD sebesar Rp81 triliun lebih seharusnya Jakarta mampu mengentaskan stunting.
tulis komentar anda