Polisi Tunggu Persetujuan Keluarga Otopsi Korban Pesawat Jatuh di BSD
Minggu, 19 Mei 2024 - 21:00 WIB
JAKARTA - Polisi menunggu pihak keluarga datang ke Rumah Sakit Polri untuk meminta persetujuan otopsi terhadap tiga jenazah korban pesawat latih PK-IFP 172 jatuh di kawasan BSD, Tanggerang Selatan. Saat ini RS Polri sedang melakukan proses indentifikasi terhadap ketiga jenazah tersebut.
"Sudah dimulai (proses identifikasi) jadi untuk pemeriksaan luar saja. Sambil menunggu persetujuan keluarga apakah akan dilakukan autopsi atau pemeriksaan dalam, itu koordinasi dari pada penyidik kepada keluarga ini yang kami tunggu," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Brigjen Pol Hariyanto kepada wartawan, Minggu (19/4/2024).
Nantinya hasil otopsi yang telah disetujui oleh pihak keluarga bisa digunakan sebagai tambahan data untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
"Karena otopsi itu sebab kematian. Karena apa mungkin banyak sekali alternatif-alternatifnya yang perlu pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan yang lain sehingga agak lama," ujarnya.
Kata Hariyanto, perwakilan dari Indonesia Flying Club atau perkumpulan penerbang Indonesia sudah mendatangi pos Ante Mortem untuk memberikan keterangan seperti ciri-ciri korban ataupun pakaian yang dikenakan korban sebelum meninggal. Setelah menerima data dari pos ante mortem itu biasanya Tim Disaster Victim Indentification (DVI) akan melanjutkan ke proses post mortem.
"Untuk ante mortemnya identitas sudah kita terima tapi untuk post mortemnya nanti kita baru akan kita laksanakan untuk apakah jadi otopsi atau hanya identifikasi dan pemeriksaan luar saja," katanya.
Sejauh ini, kata Hariyanto, nama-nama korban yang diungkapkan kantor Sar Jakarta telah sesuai dengan keterangan yang didapatkan di pos ante mortem. Nama-nama korban yakin Pulu Darmawan, Suanda, dan Farid Ahmad.
"Sesuai. Ya itu informasi dari yang beredar juga seperti itu yang masuk kepada kita juga seperti itu," katanya.
"Sudah dimulai (proses identifikasi) jadi untuk pemeriksaan luar saja. Sambil menunggu persetujuan keluarga apakah akan dilakukan autopsi atau pemeriksaan dalam, itu koordinasi dari pada penyidik kepada keluarga ini yang kami tunggu," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Brigjen Pol Hariyanto kepada wartawan, Minggu (19/4/2024).
Nantinya hasil otopsi yang telah disetujui oleh pihak keluarga bisa digunakan sebagai tambahan data untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
"Karena otopsi itu sebab kematian. Karena apa mungkin banyak sekali alternatif-alternatifnya yang perlu pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan yang lain sehingga agak lama," ujarnya.
Kata Hariyanto, perwakilan dari Indonesia Flying Club atau perkumpulan penerbang Indonesia sudah mendatangi pos Ante Mortem untuk memberikan keterangan seperti ciri-ciri korban ataupun pakaian yang dikenakan korban sebelum meninggal. Setelah menerima data dari pos ante mortem itu biasanya Tim Disaster Victim Indentification (DVI) akan melanjutkan ke proses post mortem.
"Untuk ante mortemnya identitas sudah kita terima tapi untuk post mortemnya nanti kita baru akan kita laksanakan untuk apakah jadi otopsi atau hanya identifikasi dan pemeriksaan luar saja," katanya.
Sejauh ini, kata Hariyanto, nama-nama korban yang diungkapkan kantor Sar Jakarta telah sesuai dengan keterangan yang didapatkan di pos ante mortem. Nama-nama korban yakin Pulu Darmawan, Suanda, dan Farid Ahmad.
"Sesuai. Ya itu informasi dari yang beredar juga seperti itu yang masuk kepada kita juga seperti itu," katanya.
(abd)
tulis komentar anda