Tumpahan Minyak Mulai Rusak Biota Laut di Kepulauan Seribu
Selasa, 18 Agustus 2020 - 22:03 WIB
JAKARTA - Tumpahan minyak yang terjadi di wilayah Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu , masih terus ditangani petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) dan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
Meskipun tengah ditangani, namun sejumlah biota laut serta budidaya rumput dan ikan milik warga sekitar Pulau Tidung mulai mengalami kerusakan. Kerugian materi pun diyakini sangat besar nilainya bagi masyarakat. (Baca juga: Geng Motor di Jakarta Kembali Brutal, Bacok Dua Warga di Matraman hingga Tewas)
Kepala Sudin Ketahanan Pangan Pertanian dan Kelautan (KPKP) Kepulauan Seribu, Devi Lidya, mengatakan, dampak kerusakan tumpahan sudah terlihat. "Ya benar sudah ada dampak. Rumput laut, jaring-jaring pada keramba apung, otomatis juga ada yang mati," kata Devi, Selasa (18/8/2020).
Menurut Devi, selain di wilayah Pulau Tidung, kerusakan pada biota laut dan budidaya rumput serta ikan milik warga juga terjadi di dekat Pulau Pari. "Untuk penanganannya sendiri, saat ini kita masih dirapatkan dengan kabupaten," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Djoko Riyanto Budi Hartono mengungkapkan, tumpahan minyak hingga Senin (17/8/2020) masih terdapat di Pulau Tidung. Bahkan, ratusan karung berhasil dikumpulkan petugas. (Baca juga: Usai Bertemu Anies, KSAD-Wakapolri Optimistis DKI Mampu Atasi Covid-19)
"Dalam penanganannya juga saat ini kita sudah dibantu dari PHE OSES (salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energy Offsore Southeast Sumatera)," ucapnya.
Sebelumnya, peristiwa tumpahan minyak mencemari perairan Pulau Pari dan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu pada Senin (10/8/2020) pekan lalu.
Petugas Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, masih melakukan uji laboratorium sampel terhadap tumpahan minyak untuk memastikan asal dan penyebab dari tumpahan tersebut.
Meskipun tengah ditangani, namun sejumlah biota laut serta budidaya rumput dan ikan milik warga sekitar Pulau Tidung mulai mengalami kerusakan. Kerugian materi pun diyakini sangat besar nilainya bagi masyarakat. (Baca juga: Geng Motor di Jakarta Kembali Brutal, Bacok Dua Warga di Matraman hingga Tewas)
Kepala Sudin Ketahanan Pangan Pertanian dan Kelautan (KPKP) Kepulauan Seribu, Devi Lidya, mengatakan, dampak kerusakan tumpahan sudah terlihat. "Ya benar sudah ada dampak. Rumput laut, jaring-jaring pada keramba apung, otomatis juga ada yang mati," kata Devi, Selasa (18/8/2020).
Menurut Devi, selain di wilayah Pulau Tidung, kerusakan pada biota laut dan budidaya rumput serta ikan milik warga juga terjadi di dekat Pulau Pari. "Untuk penanganannya sendiri, saat ini kita masih dirapatkan dengan kabupaten," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Djoko Riyanto Budi Hartono mengungkapkan, tumpahan minyak hingga Senin (17/8/2020) masih terdapat di Pulau Tidung. Bahkan, ratusan karung berhasil dikumpulkan petugas. (Baca juga: Usai Bertemu Anies, KSAD-Wakapolri Optimistis DKI Mampu Atasi Covid-19)
"Dalam penanganannya juga saat ini kita sudah dibantu dari PHE OSES (salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energy Offsore Southeast Sumatera)," ucapnya.
Sebelumnya, peristiwa tumpahan minyak mencemari perairan Pulau Pari dan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu pada Senin (10/8/2020) pekan lalu.
Petugas Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, masih melakukan uji laboratorium sampel terhadap tumpahan minyak untuk memastikan asal dan penyebab dari tumpahan tersebut.
(thm)
tulis komentar anda