Eva Sundari: Demokrasi dalam Kondisi Darurat
Jum'at, 08 Maret 2024 - 10:34 WIB
JAKARTA - Direktur Institut Sarinah Eva Sundari ikut berorasi dalam aksi yang dilakukan Aliansi Perempuan Indonesia di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024). Dalam orasinya, Eva mengatakan saat ini demokrasi di Indonesia dalam keadaan darurat.
Maka dari itu, dalam aksi yang sekaligus memperingati Hari Perempuan internasional itu Eva mengajak peserta aksi untuk bergerak memperjuangkan kembalinya demokrasi.
"Demokrasi sedang dalam kondisi darurat. Satu-satunya cara kita susun Front Rakyat, minta presiden menghormati konstitusi, negara bukan milik dia dan keluarganya," kata Eva di atas mobil komando yang terpampang spanduk bertuliskan Perempuan Indonesia Geruduk Istana, Adili Jokowi Perusak Demokrasi.
Eva pun meminta agar DPR RI bisa kembali pada fungsinya sebagai pengawas. Sebab, saat ini banyak dugaan kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024.
"Minta DPR mulai berfungsi. Seharusnya jadi pengawas, penyeimbang. Kecurangan pemilu harus disoal, harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat," ucap Eva.
Dalam orasinya juga, Eva menyinggung soal emak-emak yang menjerit karena harga kebutuhan pokok makin mahal di pasaran.
"Kita ingin ibu-ibu tidak menjerit karena harga mahal. Mari kita teriakkan 'Turunkan harga beras, turunkan ongkos pendidikan, selamatkan reformasi, patuhi reformasi'. Ajak semua perempuan front lain untuk menyelamatkan demokrasi dan reformasi," pungkasnya.
Maka dari itu, dalam aksi yang sekaligus memperingati Hari Perempuan internasional itu Eva mengajak peserta aksi untuk bergerak memperjuangkan kembalinya demokrasi.
"Demokrasi sedang dalam kondisi darurat. Satu-satunya cara kita susun Front Rakyat, minta presiden menghormati konstitusi, negara bukan milik dia dan keluarganya," kata Eva di atas mobil komando yang terpampang spanduk bertuliskan Perempuan Indonesia Geruduk Istana, Adili Jokowi Perusak Demokrasi.
Eva pun meminta agar DPR RI bisa kembali pada fungsinya sebagai pengawas. Sebab, saat ini banyak dugaan kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024.
"Minta DPR mulai berfungsi. Seharusnya jadi pengawas, penyeimbang. Kecurangan pemilu harus disoal, harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat," ucap Eva.
Dalam orasinya juga, Eva menyinggung soal emak-emak yang menjerit karena harga kebutuhan pokok makin mahal di pasaran.
"Kita ingin ibu-ibu tidak menjerit karena harga mahal. Mari kita teriakkan 'Turunkan harga beras, turunkan ongkos pendidikan, selamatkan reformasi, patuhi reformasi'. Ajak semua perempuan front lain untuk menyelamatkan demokrasi dan reformasi," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda