Mengintip Nasib Warpat, Ikon Wisata Kuliner Anak Muda di Kawasan Puncak yang Kini di Ujung Tanduk
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 20:20 WIB
BOGOR - Bagi anak muda, Warpat merupakan salah satu ikon wisata kuliner yang terkenal di kawasan Puncak , Kabupaten Bogor. Lokasi ini kerap menjadi tujuan kaum muda yang berkunjung ke kawasan Puncak.
Namun, nasib Warpat kini berada di ujung tanduk. Sebab muncul rencana penertiban oleh Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap ratusan pedagang di Jalur Puncak, termasuk Warpat.
Koordinator Pedagang Warpat Iik Hasanah mengaku sudah mengetahui rencana penertiban tersebut. Rencana penertiban itu melalui surat yang diberikan oleh Satpol PP Kabupaten Bogor.
"Selama ini belum ada yang datang ke sini menjelaskan langsung bahwa ini tanah apakah mau diambil, atau mau dipakai buat ini atau itu, belum ada. Baru surat pembongkaran saja," kata Iik ditemui wartawan di lokasi, Jumat (13/10/2023).
Terkait rencana tersebut, Iik dan suaminya Epul mengaku keberatan. Sebab lokasi yang direncanakan sebagai relokasi di Rest Area Gunung Mas tidak ideal.
"Kalau di rest area itu tidak ada view seperti di Warpat. Kan orang-orang mau ke sini ingin menikmati makanan sambil menikmati view (pegunungan). Kalau kita dipindah ke rest area, viewnya dimana? Sama saja kayak makan warteg di Jakarta. Orang Jakarta ke sini kan mau ngadem. Kalau di rest area kan tidak ada view seperti di Warpat," ungkapnya.
Terlebih, banyak warga yang menggantungkan mata pencaharian berdagang di Warpat selama puluhan tahun. Terdapat 17 warung yang masing-masing terdapat sekitar 10 orang pekerja dan lainnya.
Namun, nasib Warpat kini berada di ujung tanduk. Sebab muncul rencana penertiban oleh Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap ratusan pedagang di Jalur Puncak, termasuk Warpat.
Koordinator Pedagang Warpat Iik Hasanah mengaku sudah mengetahui rencana penertiban tersebut. Rencana penertiban itu melalui surat yang diberikan oleh Satpol PP Kabupaten Bogor.
"Selama ini belum ada yang datang ke sini menjelaskan langsung bahwa ini tanah apakah mau diambil, atau mau dipakai buat ini atau itu, belum ada. Baru surat pembongkaran saja," kata Iik ditemui wartawan di lokasi, Jumat (13/10/2023).
Terkait rencana tersebut, Iik dan suaminya Epul mengaku keberatan. Sebab lokasi yang direncanakan sebagai relokasi di Rest Area Gunung Mas tidak ideal.
"Kalau di rest area itu tidak ada view seperti di Warpat. Kan orang-orang mau ke sini ingin menikmati makanan sambil menikmati view (pegunungan). Kalau kita dipindah ke rest area, viewnya dimana? Sama saja kayak makan warteg di Jakarta. Orang Jakarta ke sini kan mau ngadem. Kalau di rest area kan tidak ada view seperti di Warpat," ungkapnya.
Terlebih, banyak warga yang menggantungkan mata pencaharian berdagang di Warpat selama puluhan tahun. Terdapat 17 warung yang masing-masing terdapat sekitar 10 orang pekerja dan lainnya.
tulis komentar anda