Pulang dari Kediri Sekeluarga di Bogor Positif Covid-19, Ayah Anak Meninggal
Jum'at, 24 Juli 2020 - 21:56 WIB
BOGOR - Satu keluarga berjumlah 6 orang di Kota Bogor dinyatakan positif Covid-19. Dua orang di antaranya yang merupakan ayah dan anak, meninggal dunia di rumah sakit beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, kasus tersebut berawal dari sang ayah yang pulang usai melakukan perjalanan dari Kediri, Jawa Timur, terhitung sejak 27 Juni hingga 6 Juli 2020 lalu. Baru sehari tiba di rumah, yang bersangkutan mengalami sakit demam dan batuk.
"Punya komorbit juga. Kemudian berobat sempat ke praktik swasta rawat jalan, kontrol lagi, lalu ke rumah sakit di Kota Bogor dan dirujuk ke Jakarta," kata Retno, kepada wartawan, Jumat (24/7/2020).
Pasien tersebut pun meninggal dunia di rumah sakit dan belum sempat dilakukan tes swab Covid-19 pada 14 Juli 2020. Namun, berdasarkan hasil uji klinis laboratorium dan rontgen sang ayah itu masuk kategori PDP atau porable dengan suspect covid-19.
"Saat itu belum sempat diswab, tapi masuk kategori PDP atau porable dengan suspect covid-19 dari hasil klinis lab dan rontgennya. Kemudian meninggal dan dimakamkan dengan tata cara covid," jelasnya. (Baca juga: Begini Protokol Kesehatan Salat Idul Adha dan Pemotongan Hewan Kurban di Bogor)
Sehari kematian sang ayah, anaknya mengeluhkan sakit yang hampir serupa dan sempat berobat ke beberapa rumah sakit. Namun rupanya anaknya itu tidak berkata jujur kepada tenaga medis perihal sempat melakukan kontak erat dengan sang ayah.
"Sempat rapid tes, hasil nonreaktif. Kemudian dirawat di rumah sakit karena non reaktif dan tidak jujur ada riwayat dengan orangtuanya akhirnya dirawat di ruang non Covid-19 lalu dites swab dan hasilnya positif. Meninggal dunia tanggal 19 Juli," beber Retno.
Hasil tracing yang dilakukan tim survilace, didapati ibu, menantu dan dua anaknya dinyatakan positif covid-19 berdasarkan tes swab. Sehingga, total yang positif dari satu keluarga iru berjumlah 6 orang."Hasilnya ibunya positif, istrinya positif, anaknya dua positif," ucap Retno. (Baca juga: Tak Bermasker, Warga Bogor Akan Dikenakan Denda Rp150 Ribu)
Dinkes Kota Bogor langsung melakukan tracking terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak erat dengan keluarga tersebut, baik dari lingkunga hingga tenaga medis yang pernah disambangi sang anak. Hasil sementara, terdapat 97 orang, di mana 95 di antaranya sudah dilakukan tes swab Covid-19 .
"Baru 95 orang sudah diswab dan 2 orang belum masih dijadwalkan. Dari 95 orang itu, hari ini kita terima hasil ada 8 yang positif, 6 warga Kota Bogor dan 2 warga kabupaten. Ada 1 kontak di rumah sakit seruangan, kan sempet dirawat tidak diruang isolasi. Jadi terpapar saat satu ruangan itu," jelas Retno.
Meski begitu, lanjut Retno, hasil tes swab terhadap 95 orang tersebut belum semuanya keluar. Masih terdapat 56 orang yang belum keluar hasilnya. "Belum keluar semua, masih ada 56 orang belum kita terima hasilnya. Ini jadi perhatian kita, penularan dalam rumah tangga transmisi lokal meski awalnya kasus impor dari Jawa Timur," tutup Retno.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, kasus tersebut berawal dari sang ayah yang pulang usai melakukan perjalanan dari Kediri, Jawa Timur, terhitung sejak 27 Juni hingga 6 Juli 2020 lalu. Baru sehari tiba di rumah, yang bersangkutan mengalami sakit demam dan batuk.
"Punya komorbit juga. Kemudian berobat sempat ke praktik swasta rawat jalan, kontrol lagi, lalu ke rumah sakit di Kota Bogor dan dirujuk ke Jakarta," kata Retno, kepada wartawan, Jumat (24/7/2020).
Pasien tersebut pun meninggal dunia di rumah sakit dan belum sempat dilakukan tes swab Covid-19 pada 14 Juli 2020. Namun, berdasarkan hasil uji klinis laboratorium dan rontgen sang ayah itu masuk kategori PDP atau porable dengan suspect covid-19.
"Saat itu belum sempat diswab, tapi masuk kategori PDP atau porable dengan suspect covid-19 dari hasil klinis lab dan rontgennya. Kemudian meninggal dan dimakamkan dengan tata cara covid," jelasnya. (Baca juga: Begini Protokol Kesehatan Salat Idul Adha dan Pemotongan Hewan Kurban di Bogor)
Sehari kematian sang ayah, anaknya mengeluhkan sakit yang hampir serupa dan sempat berobat ke beberapa rumah sakit. Namun rupanya anaknya itu tidak berkata jujur kepada tenaga medis perihal sempat melakukan kontak erat dengan sang ayah.
"Sempat rapid tes, hasil nonreaktif. Kemudian dirawat di rumah sakit karena non reaktif dan tidak jujur ada riwayat dengan orangtuanya akhirnya dirawat di ruang non Covid-19 lalu dites swab dan hasilnya positif. Meninggal dunia tanggal 19 Juli," beber Retno.
Hasil tracing yang dilakukan tim survilace, didapati ibu, menantu dan dua anaknya dinyatakan positif covid-19 berdasarkan tes swab. Sehingga, total yang positif dari satu keluarga iru berjumlah 6 orang."Hasilnya ibunya positif, istrinya positif, anaknya dua positif," ucap Retno. (Baca juga: Tak Bermasker, Warga Bogor Akan Dikenakan Denda Rp150 Ribu)
Dinkes Kota Bogor langsung melakukan tracking terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak erat dengan keluarga tersebut, baik dari lingkunga hingga tenaga medis yang pernah disambangi sang anak. Hasil sementara, terdapat 97 orang, di mana 95 di antaranya sudah dilakukan tes swab Covid-19 .
"Baru 95 orang sudah diswab dan 2 orang belum masih dijadwalkan. Dari 95 orang itu, hari ini kita terima hasil ada 8 yang positif, 6 warga Kota Bogor dan 2 warga kabupaten. Ada 1 kontak di rumah sakit seruangan, kan sempet dirawat tidak diruang isolasi. Jadi terpapar saat satu ruangan itu," jelas Retno.
Meski begitu, lanjut Retno, hasil tes swab terhadap 95 orang tersebut belum semuanya keluar. Masih terdapat 56 orang yang belum keluar hasilnya. "Belum keluar semua, masih ada 56 orang belum kita terima hasilnya. Ini jadi perhatian kita, penularan dalam rumah tangga transmisi lokal meski awalnya kasus impor dari Jawa Timur," tutup Retno.
(thm)
tulis komentar anda