Tiga Bus JR Connexion Rute Sentul City-Blok M Diuji Coba
Jum'at, 24 Juli 2020 - 15:58 WIB
"Untuk itu kuncinya adalah pelayanan. Jika masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik, dengan sendirinya masyarakat pasti akan berpindah ke angkutan umum massal." jelas Polana.
Polana mengajak agar para operator Bus JR Connexion terus berupaya dan berinovasi untuk memperbaiki layanan yang selama ini mereka lakukan. "Bisa dimulai dengan hal-hal yang ada dalam jangkauan seperti kebersihan moda, sopan santun, dan kepedulian awak kepada penumpang serta konsistensi jadwal layanan," kata Polana.
Memang, di masa pandemi Covid-19 konsistensi terhadap pelayanan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Hal ini mengingat aktivitas pergerakan orang kemungkinan berkurang. Demikian pula kapasitas moda juga dikurangi agar dapat menegakkan physical distancing. (Baca juga: Awas Corona, Masyarakat Diimbau Tak Buka Mulut di Transportasi Publik)
Namun menurut Polana, jika saja ada yang mau mencermati, selalu saja ada peluang dibalik tantangan. "Saya kira hampir semua lini dan sektor mengalami krisis karena pandemi bahkan mungkin ada yang lebih parah dibanding bisnis layanan urban transport. Oleh karena itu, bagi mereka yang jeli melihat kondisi dan mampu melihat peluang akan mampu bertahan," sebut Polana.
Salah satu yang mungkin ditangkap sebagai peluang adalah meningkatkan trust atau kepercayaan publik yang dapat menjadi investasi yang sangat bernilai bagi keberlanjutan bisnis.
"Konsistensi memberikan pelayanan dengan displin menegakkan protokol kesehatan selama pandemi akan menimbulkan rasa aman pada diri penumpang. Rasa aman yang dirasakan penumpang ini lambat laun akan menimbulkan trust atau kepercayaan publik yang sangat bernilai jangka panjang bagi pelaku bisnis angkutan ini," ujar Polana.
Polana mengajak agar para operator Bus JR Connexion terus berupaya dan berinovasi untuk memperbaiki layanan yang selama ini mereka lakukan. "Bisa dimulai dengan hal-hal yang ada dalam jangkauan seperti kebersihan moda, sopan santun, dan kepedulian awak kepada penumpang serta konsistensi jadwal layanan," kata Polana.
Memang, di masa pandemi Covid-19 konsistensi terhadap pelayanan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Hal ini mengingat aktivitas pergerakan orang kemungkinan berkurang. Demikian pula kapasitas moda juga dikurangi agar dapat menegakkan physical distancing. (Baca juga: Awas Corona, Masyarakat Diimbau Tak Buka Mulut di Transportasi Publik)
Namun menurut Polana, jika saja ada yang mau mencermati, selalu saja ada peluang dibalik tantangan. "Saya kira hampir semua lini dan sektor mengalami krisis karena pandemi bahkan mungkin ada yang lebih parah dibanding bisnis layanan urban transport. Oleh karena itu, bagi mereka yang jeli melihat kondisi dan mampu melihat peluang akan mampu bertahan," sebut Polana.
Salah satu yang mungkin ditangkap sebagai peluang adalah meningkatkan trust atau kepercayaan publik yang dapat menjadi investasi yang sangat bernilai bagi keberlanjutan bisnis.
"Konsistensi memberikan pelayanan dengan displin menegakkan protokol kesehatan selama pandemi akan menimbulkan rasa aman pada diri penumpang. Rasa aman yang dirasakan penumpang ini lambat laun akan menimbulkan trust atau kepercayaan publik yang sangat bernilai jangka panjang bagi pelaku bisnis angkutan ini," ujar Polana.
(thm)
tulis komentar anda