Pengamat Sebut Kasus Teddy Minahasa Kaburkan Pengungkapan Bandar Besar Narkoba
Selasa, 28 Maret 2023 - 23:50 WIB
JAKARTA - Pengamat Kepolisian Alfons Loemau menduga penangkapan Irjen Pol Teddy Minahasa terkait kasus peredaran narkoba tidak terlepas dari isu pertarungan bandar besar jaringan narkotika. Ia menilai Teddy bukan pemain di dunia obat-obatan terlarang.
“Kalau Teddy Minahasa itu pemain, dia tidak akan amatir seperti itu,” ujar Alfons saat dihubungi, Selasa (28/3/2023).
Lebih lanjut, Alfons mengatakan Teddy merupakan korban dari bandar besar bisnis obat haram narkotika yang ingin kariernya hancur. Ia dijebak oleh Linda Pudjiastuti yang diduga berperan sebagai ‘cepu’ atau informan.
Menurut Alfons, penangkapan terhadap Teddy membuat pengungkapan pemain besar sesungguhnya di pasar peredaran narkotika menjadi samar-samar. “Ini ibaratnya, pentolan kecil yang kemudian dikorbankan disorot jadi begini dengan pion yang dorong itu di perempuan tetapi bandar besarnya sedang samar-samar atau sedang tidak terungkap atau bandar besarnya lawan berat,” tuturnya.
Sebab, kata Alfons, sebagai pakar hukum sekaligus pengamat kepolisian bahwa bisnis peredaran narkoba tidak dijalankan secara tunggal. Ia menyebut banyak kelompok-kelompok besar yang mengendalikan bisnis tersebut.
“Bermain obat terlarang narkoba ini satu rangkaian besar. Gerbongnya banyak, gerbonya besar,“ ungkapnya.
Alfons juga tidak yakin adanya pengungkapan kasus narkoba adalah murni dari keja kepolisian. Menurutnya, ada informan yang bekerja sebagai umpan untuk membantu polisi menangkap pelaku narkoba.
“Cepu-cepu ini juga dipakai sebagai umpan. Kadang-kadang ini kaya ayam aja, istilahnya orang, ayam itu pada saat tertentu dipakai ayam tarung saat tertentu dipotong jadi ayam opor,” ucap Alfons.
“Kalau Teddy Minahasa itu pemain, dia tidak akan amatir seperti itu,” ujar Alfons saat dihubungi, Selasa (28/3/2023).
Lebih lanjut, Alfons mengatakan Teddy merupakan korban dari bandar besar bisnis obat haram narkotika yang ingin kariernya hancur. Ia dijebak oleh Linda Pudjiastuti yang diduga berperan sebagai ‘cepu’ atau informan.
Menurut Alfons, penangkapan terhadap Teddy membuat pengungkapan pemain besar sesungguhnya di pasar peredaran narkotika menjadi samar-samar. “Ini ibaratnya, pentolan kecil yang kemudian dikorbankan disorot jadi begini dengan pion yang dorong itu di perempuan tetapi bandar besarnya sedang samar-samar atau sedang tidak terungkap atau bandar besarnya lawan berat,” tuturnya.
Sebab, kata Alfons, sebagai pakar hukum sekaligus pengamat kepolisian bahwa bisnis peredaran narkoba tidak dijalankan secara tunggal. Ia menyebut banyak kelompok-kelompok besar yang mengendalikan bisnis tersebut.
“Bermain obat terlarang narkoba ini satu rangkaian besar. Gerbongnya banyak, gerbonya besar,“ ungkapnya.
Alfons juga tidak yakin adanya pengungkapan kasus narkoba adalah murni dari keja kepolisian. Menurutnya, ada informan yang bekerja sebagai umpan untuk membantu polisi menangkap pelaku narkoba.
“Cepu-cepu ini juga dipakai sebagai umpan. Kadang-kadang ini kaya ayam aja, istilahnya orang, ayam itu pada saat tertentu dipakai ayam tarung saat tertentu dipotong jadi ayam opor,” ucap Alfons.
tulis komentar anda