Kelompok Pemuda dan Penjaga Tiket Bukit Alas Bandawasa Bentrok

Kamis, 16 Juli 2020 - 20:27 WIB
Obyek wisata alam Bukit Alas Bandawasa di Cigombong, Kabupaten Bogor, kembali menjadi sorotan. Foto: SINDOnews/Dok
BOGOR - Obyek wisata alam Bukit Alas Bandawasa di Cigombong, Kabupaten Bogor, kembali menjadi sorotan. Setelah foto lautan tenda viral di media sosial karena melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu, kini Bukit Alas Bandawasa disorot karena kasus penganiayaan.

Hanya gara-gara sekelompok pemuda yang hendak berwisata ditolak masuk oleh petugas tiket berujung perkelahian dan menimbulkan dua korban terluka. (Baca juga: Pengunjung Padati Obyek Wisata Alam Bukit Alas Bandawasa)

Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa perkelahian dua kelompok pemuda itu bermula sekitar pukul 23.38 WIB, Rabu (15/7/2020). Saat itu kedua korban masing-masing berinisial AN (29), warga Tajur, Kota Bogor; dan GG (25), warga Ciawi, Kabupaten Bogor, bersama enam rekannya datang menggunakan sepeda motor ke Bukit Alas Bandawasa yang terletak di Desa Pasir Jaya, Cigombong, Kabupaten Bogor.

Setibanya di depan pos penjagaan tiket masuk, tiga rekan korban masing-masing berinisial NN, HR, RS, berbicara dengan petugas jaga tiket memohon izin untuk masuk ke lokasi wisata kemah yang beberapa bulan terakhir ini sedang 'naik daun' itu. "Bang, maaf saya mau masuk, masuknya per orang berapa duit?" tanya salah satu pemuda, NN.

Kemudian dijawab oleh petugas jaga yang tidak diketahui namanya. "Maaf, sudah penuh, kalau hari hari biasa, pagi, siang, sore, bisa masuk dengan tiket per orang Rp20 ribu," jawab petugas jaga tiket. "Pengen masuk sekarang, berapapun harga tiketnya saya bayar" jawab NN.

Lantaran tetap tidak diperbolehkan masuk oleh petugas jaga tiket dengan alasan penuh, NN dan rekan-rekannya sempat beristirahat sejenak di dekat pos tiket selama kurang lebih 15 menit. (Baca juga: Kawasan Puncak Dipadati Pengunjung, Bupati Bogor: Tahan Dulu Nafsu Berwisatanya)

Namun NN berusaha negosiasi kembali tapi tetap saja petugas jaga tidak mengizinkannya. Tak lama kemudian salah satu teman petugas jaga memanggil temannya yang berada di lokasi wisata. Penjagaan di pos tiket pun diperketat, dengan jumlah kurang lebih 20 orang.

Setelah itu, NN dan rekannya bergegas pulang. Entah kenapa, FH, salah satu rekan NN, sebelum putar balik, berbicara kepada petugas. "Ah pelit sia," katanya.

Karena merasa tersinggung, petugas jaga tiket dan temannya yang berjaga di pos mengejar FH dan rekannya dengan menggunakan sepeda motor sambil berteriak "sitompel arah tewak".

Seraya mengacungkan senjata tajam sejenis samurai, tepatnya di pinggir jalan Blok Cisaat, Kampung Loji, salah satu teman FH terjatuh dari sepeda motor. Melihat rekannya terjatuh, AN dan YN berusaha melerai, karena GG sedang dikeroyok dan dipukul oleh para pelaku.

Melihat ada senjata, YN berlari dan AN masih berusaha melerai karena pelaku masih mengeroyok GG. Setelah kurang lebih beberapa meter dari tempat GG terjatuh, korban sambil mengendarai sepeda motor berusaha meminta tolong. "Tolong, saya tertusuk," rintih GG.

Kemudian AN dan GG turun ke tempat yang aman di pemukiman warga dan sempat ditolong oleh warga. Selanjutnya AN dilarikan ke RSUD Ciawi untuk penanganan medis, dan GG dilarikan ke Puskesmas Cigombong.

Kapolsek Cijeruk Kompol Nurahim saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. "Iya betul, kasus penganiayaan dan saat ini sedang lidik (penyelidikan)," ujarnya singkat, Kamis (16/07/2020).
(thm)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More