Riwayat Nama Pancoran Mas Depok

Jum'at, 20 Maret 2015 - 07:07 WIB
Riwayat Nama Pancoran...
Riwayat Nama Pancoran Mas Depok
A A A
DEPOK - Pancoran Mas merupakan salah satu nama kecamatan yang ada di Kota Depok. Penamaan tempat ini ternyata terkait dengan keberadaan dua setu di Jalan Aula Pancoran Mas, RT 05/07 dan RT 05/18, kelurahan Pancoran Mas, kecamatan Pancoran Mas, Depok.

Setu itu kerap memancarkan sinar keemasan saat matahari menyoroti air yang ada di pancuran setu tersebut. Ketua RW 02, kelurahan Mampang, kecamatan Pancoran Mas, Suganda menjelaskan, sekitar tahun 1829, kawasan tersebut dahulunya kerap dijadikan sebagai tempat pertapaan oleh orang-orang sakti zaman dahulu.

Kemungkinan, orang di zaman dahulu menjadikan tempat tersebut sebagai tempat pertapaan lantaran tempatnya yang banyak ditumbuhi pepohonan, burung, dan hewan-hewan lainnya yang menimbulkan suasana yang nyaman dan tentram.

"Di setu itu, terdapat sumber mata air atau biasa di sebut Pancuran. Pancuran kan sering juga di sebut Pancoran. Nah airnya itu mengalir ke setu. Di situ suasananya memang sangat bagus. Apalagi di sore hari, banyak bunga-bungaan cantik juga. Setu itu juga dulunya dianggap keramat dan sering disambangi oleh para peziarah dulunya," terangnya saat berbincang dengan Sindonews di kediamannya, RT 02/02, kelurahan Mampang, kecamatan Pancoran Mas, Depok, Selasa 17 Maret 2015.

Ganda mengutarakan, berdasarkan cerita yang diterimanya secara turun temurun, kedua setu itulah yang konon menjadi penyebab munculnya nama Pancoran Mas. Sebab, tiap kali seseorang melakukan pertapaan di setu tersebut, air pancuran di setu itu kerap memancarkan sinar keemasan. Sehingga, masyarakat pun mulai mengenal setu itu dengan sebutan Pancoran Mas.

Ganda memaparkan, memasuki zaman kolonialisme Belanda, setu itu pun dijadikan sebagai tempat perkebunan dan di buat dengan marmer-marmer di bagian setunya untuk melindungi benda yang masuk dalam cagar budaya tersebut.

"Sekarang, Setu itu pun diambil alih oleh pemda setempat dan sering mengalami pemugaran lantaran dianggap sebagai salah satu benda cagar budaya yang patut dilestarikan. Warga yang ada di sekitar setu pun kebanyakan pendatang semua sekarang. Pribuminya sedikit, jadi sedikit yang tahu tentang cerita tersebut," tutupnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1583 seconds (0.1#10.140)