Kisruh RAPBD DKI, Keluarga Khawatirkan Keselamatan Ahok
Kisruh RAPBD DKI, Keluarga Khawatirkan Keselamatan Ahok
A
A
A
JAKARTA - Kisruh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD DKI membuat keluarga besar mantan Bupati Belitung Timur itu khawatir. Pasalnya, mantan anggota Komisi II DPR itu siap menyerahkan nyawanya untuk RAPBD DKI 2015.
"Sampai mertua dan istri saya ngomong, si Ahok pakai baju anti peluru. Hanya, karena gara-gara ini (kisruh RAPBD DKI)," tutur Ahok disela-sela rapat evaluasi RAPBD DKi 2015 di Ruang Pola Lantai 2 Blok G, Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Mendengar ucapan mertua dan istrinya itu, Ahok langsung menanggapai santai. Bahkan dia menolak keinginan mertua dan istrinya itu.
"Ngapain saya pakai (baju anti peluru) itu, enggak perlu. Saya pokoknya selesaikan anggaran," sambungnya.
Mantan politikus Partai Gerindra itu menegaskan kembali, dirinya siap mempartaruhkan nyawanya untuk mempertahankan RAPBD DKI agar tidak disusupi anggaran siluman. Karena, katanya, anggaran itu bisa menghidupi warga DKI Jakarta.
"Harga nyawa saya dan keluarga terlalu murah, jika bisa menghidupi ratusan ribu hingga jutaan warga Jakarta melalui APBD. Kalau dianggap mudarat, terlalu kecil mudaratnya kami," katanya.
"Sampai mertua dan istri saya ngomong, si Ahok pakai baju anti peluru. Hanya, karena gara-gara ini (kisruh RAPBD DKI)," tutur Ahok disela-sela rapat evaluasi RAPBD DKi 2015 di Ruang Pola Lantai 2 Blok G, Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Mendengar ucapan mertua dan istrinya itu, Ahok langsung menanggapai santai. Bahkan dia menolak keinginan mertua dan istrinya itu.
"Ngapain saya pakai (baju anti peluru) itu, enggak perlu. Saya pokoknya selesaikan anggaran," sambungnya.
Mantan politikus Partai Gerindra itu menegaskan kembali, dirinya siap mempartaruhkan nyawanya untuk mempertahankan RAPBD DKI agar tidak disusupi anggaran siluman. Karena, katanya, anggaran itu bisa menghidupi warga DKI Jakarta.
"Harga nyawa saya dan keluarga terlalu murah, jika bisa menghidupi ratusan ribu hingga jutaan warga Jakarta melalui APBD. Kalau dianggap mudarat, terlalu kecil mudaratnya kami," katanya.
(mhd)
Explore More