Kisah Penggalian Bunker di Stasiun Tanjung Priok (Bagian-1)
A
A
A
JAKARTA - Misteri keberadaan bunker di bawah Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara terbongkar. Setelah melakukan eksplorasi pada tahun 2010, terbukti ada tiga bunker di stasiun megah tersebut.
Berdasarkan data arsip yang dimiliki UPT Kota Tua, terdapat bunker di Stasiun Tanjung Priok. Namun hingga kini misteri kegunaan bunker tersebut masih misterius.
Ada yang mempercayai, bunker di tempat tersebut bisa terhubung ke Museum Fatahillah, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pulau Onrust di Kepulauan Seribu.
Wakil Kepala Stasiun Tanjung Priok, Armidi membenarkan keberadaan bunker tersebut. Pada tahun 2010 silam, Divisi Herritage PT KAI sudah melakukan eksplorasi ke dalam bunker tersebut. Terdapat tiga bunker yang berada di sisi utara, timur, dan barat yang saling terhubung.
Saat itu, kondisi bunker yang tertutup gerbang besi terendam lumpur setebal 50 cm. Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, Banten berusaha keras menguak misteri bunker tersebut.
Awal eksplorasi, mereka menemukan sebuah ruangan dengan luas sekitar 4x4 meter persegi setelah berhasil membongkar satu lapisan tembok di sisi barat. Disini, petugas menemukan satu jalur yang hanya muat dimasuki satu orang.
Dalam jalur tersebut terdapat jaringan pipa dan rangkaian rel mini. Sayangnya, PT KAI kehabisan dana untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut hingga bunker tersebut kini kembali digenangi lumpur.
"Sempat dilakukan penggalian. Hasilnya, ditemukan tiga bunker yang lokasinya ada di samping kiri pintu masuk stasiun, di bagian tengah stasiun, dan bagian belakang. Ketiganya saling berhubungan secara horizontal, seperti penggaris saja," paparnya kepada Sindonews.
Saat dilakukan penggalian, terang Armidi, pihaknya pun tidak menemukan benda-benda berharga peninggalan zaman penjajahan Belanda yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah. Tim arkeolog juga tidak menemukan bukti sejarah kalau bunker itu memiliki jalur penghubung sampai ke Stasiun Jakarta Kota.
"Jadi, bunker itu memang berupa ruangan-ruangan kosong saja. Enggak ada barang-barang yang ditemukan. Jalur penghubung antara satu bunker dengan dua bunkernya saja itu cuma cukup dimasuki sama satu orang dalam keadaan jongkok, meskipun ada ruangan-ruangan seperti kamar atau semacamnya di satu bunker," terangnya.
Setelah itu, akhirnya PT KAI menghentikan kegiatan eksplorasi setelah melakukan penelitian mendalam. Sayangnya, bunker yang lumpurnya sempat dikeruk itu kini kembali tergenang dan dibiarkan terbengkalai.
"Sekarang, bunker itu dijadikan sebagai sumur pompa untuk menyirami tanaman di stasiun saja. Sebenarnya, kalau tidak tergenang air, bisa saja dimanfaakan," tutupnya.
Berdasarkan data arsip yang dimiliki UPT Kota Tua, terdapat bunker di Stasiun Tanjung Priok. Namun hingga kini misteri kegunaan bunker tersebut masih misterius.
Ada yang mempercayai, bunker di tempat tersebut bisa terhubung ke Museum Fatahillah, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pulau Onrust di Kepulauan Seribu.
Wakil Kepala Stasiun Tanjung Priok, Armidi membenarkan keberadaan bunker tersebut. Pada tahun 2010 silam, Divisi Herritage PT KAI sudah melakukan eksplorasi ke dalam bunker tersebut. Terdapat tiga bunker yang berada di sisi utara, timur, dan barat yang saling terhubung.
Saat itu, kondisi bunker yang tertutup gerbang besi terendam lumpur setebal 50 cm. Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, Banten berusaha keras menguak misteri bunker tersebut.
Awal eksplorasi, mereka menemukan sebuah ruangan dengan luas sekitar 4x4 meter persegi setelah berhasil membongkar satu lapisan tembok di sisi barat. Disini, petugas menemukan satu jalur yang hanya muat dimasuki satu orang.
Dalam jalur tersebut terdapat jaringan pipa dan rangkaian rel mini. Sayangnya, PT KAI kehabisan dana untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut hingga bunker tersebut kini kembali digenangi lumpur.
"Sempat dilakukan penggalian. Hasilnya, ditemukan tiga bunker yang lokasinya ada di samping kiri pintu masuk stasiun, di bagian tengah stasiun, dan bagian belakang. Ketiganya saling berhubungan secara horizontal, seperti penggaris saja," paparnya kepada Sindonews.
Saat dilakukan penggalian, terang Armidi, pihaknya pun tidak menemukan benda-benda berharga peninggalan zaman penjajahan Belanda yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah. Tim arkeolog juga tidak menemukan bukti sejarah kalau bunker itu memiliki jalur penghubung sampai ke Stasiun Jakarta Kota.
"Jadi, bunker itu memang berupa ruangan-ruangan kosong saja. Enggak ada barang-barang yang ditemukan. Jalur penghubung antara satu bunker dengan dua bunkernya saja itu cuma cukup dimasuki sama satu orang dalam keadaan jongkok, meskipun ada ruangan-ruangan seperti kamar atau semacamnya di satu bunker," terangnya.
Setelah itu, akhirnya PT KAI menghentikan kegiatan eksplorasi setelah melakukan penelitian mendalam. Sayangnya, bunker yang lumpurnya sempat dikeruk itu kini kembali tergenang dan dibiarkan terbengkalai.
"Sekarang, bunker itu dijadikan sebagai sumur pompa untuk menyirami tanaman di stasiun saja. Sebenarnya, kalau tidak tergenang air, bisa saja dimanfaakan," tutupnya.
(ysw)