Soal Begal, Orangtua Diminta Perketat Awasi Anaknya
A
A
A
DEPOK - Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen menilai, maraknya aksi begal tak menutup karena remaja ingin mencari jati diri. Untuk itu, orang tua diminta terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap anaknya.
Menurut Dewi, dengan kondisi ini seperti remaja kurang mendapat perhatian keluarga. Padahal, di usia remaja merupakan fase anak mencari jati diri. Ketika tidak mendapatkan di rumah maka mereka cenderung mencari jati diri keluar rumah.
"Anak-anak menjadi kurang pengawasan dari orang tua. Apa yang dilakukan anak-anak (membegal motor contohnya) itu dilakukan bisa jadi dalam rangka mencari jati diri," ungkapnya ketika dihubungi, Minggu 1 Februari 2015.
Ketika merasa berhasil maka ada rasa puas dalam dirinya. Lebih parah kalau sampai ada rasa ketagihan atau rasa ingin berbuat lagi hal yang sama.
"Sekali berhasil bisa jadi mereka mau lagi. Mungkin untuk anak laki-kali lebih untuk maco-macoan-lah," katanya.
Untuk itu dia menyarankan agar orang tua tetap melakukan pengawasan pada anak-anak. Jangan membiarkan mereka lepas begitu saja atau dengan mudah percaya atas alasan yang diungkapkan.
"Saya rasa orang tua tidak tahu kalau anaknya ikut terlibat (begal) pada jam segitu. Bisa saja dia beralasan nginep di rumah temannya tapi tahu-tahu anaknya ikut (terlibat). Sebaiknya orang tua tetap melakukan pemantauan," tutup Dewi.
Menurut Dewi, dengan kondisi ini seperti remaja kurang mendapat perhatian keluarga. Padahal, di usia remaja merupakan fase anak mencari jati diri. Ketika tidak mendapatkan di rumah maka mereka cenderung mencari jati diri keluar rumah.
"Anak-anak menjadi kurang pengawasan dari orang tua. Apa yang dilakukan anak-anak (membegal motor contohnya) itu dilakukan bisa jadi dalam rangka mencari jati diri," ungkapnya ketika dihubungi, Minggu 1 Februari 2015.
Ketika merasa berhasil maka ada rasa puas dalam dirinya. Lebih parah kalau sampai ada rasa ketagihan atau rasa ingin berbuat lagi hal yang sama.
"Sekali berhasil bisa jadi mereka mau lagi. Mungkin untuk anak laki-kali lebih untuk maco-macoan-lah," katanya.
Untuk itu dia menyarankan agar orang tua tetap melakukan pengawasan pada anak-anak. Jangan membiarkan mereka lepas begitu saja atau dengan mudah percaya atas alasan yang diungkapkan.
"Saya rasa orang tua tidak tahu kalau anaknya ikut terlibat (begal) pada jam segitu. Bisa saja dia beralasan nginep di rumah temannya tapi tahu-tahu anaknya ikut (terlibat). Sebaiknya orang tua tetap melakukan pemantauan," tutup Dewi.
(ysw)