Peredaran PMKS di Jakarta Barat Mengkhawatirkan

Sabtu, 22 November 2014 - 02:35 WIB
Peredaran PMKS di Jakarta...
Peredaran PMKS di Jakarta Barat Mengkhawatirkan
A A A
JAKARTA - Jakarta Barat merupakan wilayah rawan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pasalnya, dalam sepekan 20 hingga 30 PMKS terjaring razia.

Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sudin Sosial Jakarta Barat Ismu Taryono mengatakan, razia itu dilakukan di kawasan Kembangan, Cengkareng, Daan Mogot, Jembatan Genit, Tubagus Angke, Grogol, Beos, Gajah Mada, Hayam Wuruk dan Slipi.

Dalam razia yang dilakukan Kamis 20 November 2014, 23 PMKS dengan rincian tujuh wanita tuna susila (WTS), lima wanita pria (waria) dan 11 gelandang pengemis (Gepeng).

"Dari awal tahun hingga kemarin total PMKS yang kami amankan mencapai sekitar 800-an. Artinya, kawasan Jakarta Barat rawan dari PMKS," kata Ismu saat dihubungi, Jumat 21 November 2014.

Ismu menjelaskan, setiap kali mendapatkan PMKS dalam razia yang dibantu oleh aparat TNI dan kepolisian, pihaknya selalu menitipkannya di panti sosial Bina Insani, Kedoya Selatan. Dia meyakinkan, setelah ditaruh di panti, para PMKS tersebut kembali dipulangkan.

Sebab, ketika di razia, pihaknya selalu menemukan wajah-wajah baru PMKS tersebut.

Ismu pun berharap kepada para pengguna jalan agar jangan memberi sedekah kepada para PMKS serta menjaga ketat pintu-pintu masuk para PMKS tersebut. Para masyarakat diharapkan dapat memberi informasi keberadaan PMKS ke RT/RW ataupun ke kantor Kelurahan dan Kecamatan terdekat agar ditindaklanjuti.

"Apabila pengguna jalan kedapatan memberikan uang kepada PMKS, kami akan denda Rp20 juta. Kami sudah berkordinasi dengan Satpol PP, Polisi dan TNI dalam menertibkan para PMKS tersebut," ungkapnya.

Sementara itu, Edward (46), warga Daan Mogot menyambut langkah pemerintah dalam memberantas PMKS khususnya para WTS. Sebab, keberadaan WTS di Jalan Daan Mogot dan Tubagus Angke sangat merusak para pemuda.

"Anak tetangga saya ada yang pernah kedapatan kencan dengan PMKS di kebon kosong dekat rumahnya. Ini kan sudah menjadi penyakit, karena WTS tersebut menjajakan tubuhnya dengan harga terjangkau bagi pelajar," jelasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2406 seconds (0.1#10.140)