Proyek Drainase Gagal Lelang, Margonda Terancam Banjir?
A
A
A
DEPOK - Proyek pengerjaan drainase di Jalan Margonda tahun ini gagal dilelang. Sehingga proyek yang bertujuan mengurangi banjir di ruas protokol Depok itu tidak dapat dikerjakan tahun ini.
"Benar, drainase Margonda gagal lelang tahun ini. Jadi memang tidak ada pengerjaan drainase di Margonda," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok Yulistiani Mochtar, Rabu (12/11/2014).
Proyek senilai Rp22 miliar itu gagal lelang disebabkan beberapa hal. Pertama, proses lelangnya yang memang terlambat. Kedua, kurangnya peserta lelang yang ikut serta.
Ketiga, kalaupun dilakukan lelang ulang maka waktunya tidak akan cukup. Karena semua pengerjaan harus sudah selesai sebelum 25 Desember 2014. Sedangkan pengerjaan drainase tidak cukup dalam waktu sebulan.
"Satu proyek kan harus diikuti oleh minimal tiga peserta lelang. Kalau kurang dari tiga berarti gagal lelang dan dilakukan lelang ulang. Kalau lelang lagi saat ini tidak mungkin karena waktunya tidak cukup," katanya.
Menurutnya, proyek puluhan miliar itu meliputi pembuatan drainase dari depan Ramanda hingga Jalan Juanda. "Nilai itu untuk pembuatan drainase dan overlay," tegasnya.
Dikatakan dia, saat ini kondisi drainase Margonda masih belum merata lebarnya atau terjadi penyempitan. Sehingga ketika hujan, maka air tidak mampu tertampung di saluran.
Ditambah banyaknya sampah menambah masalah banjir di Margonda. "Padahal drainasenya kecil, tapi ada saja sampah batang kayu yang dibuang ke saluran," sesalnya.
Meski demikian, dia membantah Jalan Margonda akan terancam banjir akibat gagalnya pengerjaan drainase. Menurutnya, banjir bisa diatasi jika ada kerja sama dari warga dengan tidak membuang sampah sembarangan.
"Bukan banjir kok, hanya tergenang," tegasnya.
"Benar, drainase Margonda gagal lelang tahun ini. Jadi memang tidak ada pengerjaan drainase di Margonda," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok Yulistiani Mochtar, Rabu (12/11/2014).
Proyek senilai Rp22 miliar itu gagal lelang disebabkan beberapa hal. Pertama, proses lelangnya yang memang terlambat. Kedua, kurangnya peserta lelang yang ikut serta.
Ketiga, kalaupun dilakukan lelang ulang maka waktunya tidak akan cukup. Karena semua pengerjaan harus sudah selesai sebelum 25 Desember 2014. Sedangkan pengerjaan drainase tidak cukup dalam waktu sebulan.
"Satu proyek kan harus diikuti oleh minimal tiga peserta lelang. Kalau kurang dari tiga berarti gagal lelang dan dilakukan lelang ulang. Kalau lelang lagi saat ini tidak mungkin karena waktunya tidak cukup," katanya.
Menurutnya, proyek puluhan miliar itu meliputi pembuatan drainase dari depan Ramanda hingga Jalan Juanda. "Nilai itu untuk pembuatan drainase dan overlay," tegasnya.
Dikatakan dia, saat ini kondisi drainase Margonda masih belum merata lebarnya atau terjadi penyempitan. Sehingga ketika hujan, maka air tidak mampu tertampung di saluran.
Ditambah banyaknya sampah menambah masalah banjir di Margonda. "Padahal drainasenya kecil, tapi ada saja sampah batang kayu yang dibuang ke saluran," sesalnya.
Meski demikian, dia membantah Jalan Margonda akan terancam banjir akibat gagalnya pengerjaan drainase. Menurutnya, banjir bisa diatasi jika ada kerja sama dari warga dengan tidak membuang sampah sembarangan.
"Bukan banjir kok, hanya tergenang," tegasnya.
(mhd)