Kota Bekasi Diproyeksikan Menjadi Kota Model
A
A
A
BEKASI - DPRD Kota Bekasi tengah membahas sebutan untuk kotanya sebagai kota model atau kota percontohan bagi wilayah lainya.
Untuk merealisasikannya, dewan berencana membentuk tim Pokja. Di dalamnya akan melibatkan Kementerian Lingkuhan Hidup, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bekasi.
Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai mengatakan, pembahasan julukan Kota Bekasi sudah dikordinasikan dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup.
”Keberadaan Kementerian Lingkungan Hidup untuk penataan lingkungannya,” katanya, Senin (10/11/2014).
Menurutnya, pembentukan kota model ini lantaran Kota Bekasi dekat dengan ibu kota.
Selain itu, kata dia, alasan diberikannya julukan kota model, sampai sekarang belum ada julukan untuk Kota Bekasi. Sehingga, pihaknya ingin Kota Bekasi mempunyai julukan sebagai kota model di Indonesia.
Untuk persyaratan memenuhi kota model, lanjut dia, akan mengacu kepada rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang sekarang ada. Menurutnya, perencanaan RTRW ini menyangkut sejumlah pembangunan yang akan dijadikan permodelan.
”Jadi kita akan bahas bersama-sama dimana letak permodelan kota Bekasi ini,” paparnya.
Tumai mengaku, wacana ini masih dalam pembahasan tim Pokja. Hanya saja, sudah beberapa kali berkordinasi dengan pihak Bappeda termasuk pemerintah pusat.
”Tahun depan setidaknya sudah masuk pembahasan anggaran yang dibutuhkan,” tegasnya.
Sejauh ini Kota Bekasi dinilai sangat berperan besar menjadi Kota Model. DKI Jakarta sendiri sudah tidak bisa, lantaran letak pembangunan banyak berakibat dampak sosial.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pembangunan di wilayah yang dipimpinnya sudah sesuai dengan ruang dan tata wilayah (RTRW) yang ada.
Bahkan, hingga sekarang Kota Bekasi masih sebagai kota jasa dan perdagangan.”Bisa nanti jadi kota model,” katanya.
Menurutnya, untuk mewujudkan semuanya, Kota Bekasi tengah melakukan transisi dari daerah pertanian menjadi kota jasa dan perdagangan. Sebagai kota metropolitan, jumlah penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa dengan luas wilayah 21 ribu hektare sudah ideal.
Karena itu, pengembangan infrastruktur jasa dan perdagangan terus ditumbuhkan. Sehingga kedepanya masyarakat yang beraktifitas didalam kota.
Selain itu, di wilayah bagian utara tidak ada lagi penambahan zona industri baru, sehingga hanya perusahaan yang telah ada saja.
”Sebab bagian lainnya akan diarahkan untuk permukiman vertikal padat dan perdagangan jasa,” tandansya.
Untuk merealisasikannya, dewan berencana membentuk tim Pokja. Di dalamnya akan melibatkan Kementerian Lingkuhan Hidup, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bekasi.
Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai mengatakan, pembahasan julukan Kota Bekasi sudah dikordinasikan dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup.
”Keberadaan Kementerian Lingkungan Hidup untuk penataan lingkungannya,” katanya, Senin (10/11/2014).
Menurutnya, pembentukan kota model ini lantaran Kota Bekasi dekat dengan ibu kota.
Selain itu, kata dia, alasan diberikannya julukan kota model, sampai sekarang belum ada julukan untuk Kota Bekasi. Sehingga, pihaknya ingin Kota Bekasi mempunyai julukan sebagai kota model di Indonesia.
Untuk persyaratan memenuhi kota model, lanjut dia, akan mengacu kepada rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang sekarang ada. Menurutnya, perencanaan RTRW ini menyangkut sejumlah pembangunan yang akan dijadikan permodelan.
”Jadi kita akan bahas bersama-sama dimana letak permodelan kota Bekasi ini,” paparnya.
Tumai mengaku, wacana ini masih dalam pembahasan tim Pokja. Hanya saja, sudah beberapa kali berkordinasi dengan pihak Bappeda termasuk pemerintah pusat.
”Tahun depan setidaknya sudah masuk pembahasan anggaran yang dibutuhkan,” tegasnya.
Sejauh ini Kota Bekasi dinilai sangat berperan besar menjadi Kota Model. DKI Jakarta sendiri sudah tidak bisa, lantaran letak pembangunan banyak berakibat dampak sosial.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pembangunan di wilayah yang dipimpinnya sudah sesuai dengan ruang dan tata wilayah (RTRW) yang ada.
Bahkan, hingga sekarang Kota Bekasi masih sebagai kota jasa dan perdagangan.”Bisa nanti jadi kota model,” katanya.
Menurutnya, untuk mewujudkan semuanya, Kota Bekasi tengah melakukan transisi dari daerah pertanian menjadi kota jasa dan perdagangan. Sebagai kota metropolitan, jumlah penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa dengan luas wilayah 21 ribu hektare sudah ideal.
Karena itu, pengembangan infrastruktur jasa dan perdagangan terus ditumbuhkan. Sehingga kedepanya masyarakat yang beraktifitas didalam kota.
Selain itu, di wilayah bagian utara tidak ada lagi penambahan zona industri baru, sehingga hanya perusahaan yang telah ada saja.
”Sebab bagian lainnya akan diarahkan untuk permukiman vertikal padat dan perdagangan jasa,” tandansya.
(ysw)