Ragunan Dibalik Kesuksesan Kudeta di Kesultanan Banten

Sabtu, 08 November 2014 - 05:34 WIB
Ragunan Dibalik Kesuksesan...
Ragunan Dibalik Kesuksesan Kudeta di Kesultanan Banten
A A A
ADA dua versi cerita dibalik nama Ragunan yang berasal dari nama Pangeran Wiraguna. Berdasarkan literatur, Pangeran Wiraguna ini merupakan warga Belanda yang bernama Hendrick Lucaazs Cardeel.

Sedangkan berdasarkan cerita turun temurun warga sekitar makam Pangeran Wiraguna di Kampung Pekayon, Kelurahan Ragunan, Jaksel, Pangerang Wiraguna merupakan prajurit keraton Mataram yang berperang melawan Belanda di Batavia.

Berdasartkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Hendrick Lucaazs Cardeel warga kelahiran Steenwijk, Belanda ini awalnya mendatangi Kesultanan Banten sekitar tahun 1675 karena mendengar kabar kalau Keraton Surasowan tempat bertahtanya Sultan Ageng Tirtayasa mengalami kebakaran.

Saat datang, Hendrick mengaku kabur dari Batavia karena ingin memeluk dan mempelajari Islam. Hendrick yang mengaku seorang arsitek ini akhirnya diterima oleh Kesultanan Banten, sekaligus diberi pekerjaan untuk melakukan renovasi Keraton Surasowan.

Karena kerjanya cukup baik, putra Sultan Ageng Tirtayasa bernama Sultan Abunasar Abdul Qohar yang bergelar Sultan Haji memberi gelar kepada Hendrick yang sudah masuk Islam dengan sebutan Kiai Wiraguna.

Tak hanya itu, Hendrick yang kini bernama Kiai Wiraguna juga mendapat kepercayaan membangun bendungan. Karena cukup lama menetap di Banten, Kiai Wiraguna ini akhirnya mempersunting wanita pribumi bernama Nilawati.

Kerja Kiai Wiraguna yang cukup baik dalam membangun istana, bendungan, dan kelengkapan di Masjid Agung Banten membuat Sultan Ageng Tirtayasa lupa konfrontasinya dengan pemerintahan Batavia.

Pada saat yang bersamaan, Sultan Haji meminta kepada ayahnya untuk dinobatkan menjadi raja menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa. Permintaan tersebut lantas ditolak oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Akhirnya, Sultan Haji pun berusaha merebut kekuasan ayahnya dengan cara kekerasan. Pengalaman Sultan Ageng Tirtayasa dalam pertempuran membuat Sultan Haji terdesak.

Sultan Haji akhirnya mengirim utusan yang tak lain Kiai Wiraguna ke Batavia untuk meminta bantuan Belanda. Setelah dikirim bala bantuan, akhirnya Sultan Haji sukses melakukan kudeta terhadap ayahnya.

Kiai Wiraguna yang dianggap berjasa terhadap perebutan kekuasaan tersebut, akhirnya diberi gelar oleh Sultan Haji sebagai Pangeran Wiraguna.

Bertahun-tahun menetap di Kerajaan Banten membuat Pangeran Wiraguna ingin kembali ke Belanda. Sekitar tahun 1689, Pangeran Wiraguna kembali ke kampung halamannya di Belanda.

Tak berapa lama di Belanda, Pangerang Wiraguna kembali ke Batavia dan disambut hangat disana. Karena jasanya dalam mendongkel pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa yang dikenal gigih melawan Belanda, Pangeran Wiraguna diberi lahan yang cukup luas di selatan Batavia.

Karena lahannya cukup luas, warga pribumi di selatan Batavia mengenalnya sebagai tanah milik Wiraguna yang lama kelamaan warga menyebutnya sebagai wilayah Ragunan.

Kendati tidak ada catatan pasti kapan Pangerang Wiraguna ini wafat, namun makamnya kini berada di Kampung Pekayon, Ragunan, Jaksel, tepatnya di depan pusat perbelanjaan Pejaten Village.

Sumber: diolah dari berbagai sumber

(bersambung)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1378 seconds (0.1#10.140)