Tangerang Wacanakan Konversi BBG
A
A
A
JAKARTA - Pasca mendapat penghargaan ASEAN ESC Award dengan kategori udara bersih tingkat ASEAN, Pemkot Tangerang berupaya mempertahankan keberhasilannya itu.
Salah satu upayanya dengan menerapkan konversi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan bermotor ke bahan bakar gas (BBG).
"Kita sedang penjajakan ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk penerapan program tersebut. Kita harap bisa direalisasikan," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah di Tangerang, Senin 3 Oktober 2014.
Menurut Arief, konversi gas ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara akibat asap kendaraan bermotor yang menggunakan BBM. Pihaknya akan meminta kementerian membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).
"Nantinya kendaraan pribadi dan umum dikasih konverternya. Selain dapat mengurangi polusi, BBG ini lebih murah, sekira Rp4.000 per liter," katanya.
Arief juga berharap, konversi BBM bisa lebih efektif dalam pengurangi polusi. Pasalnya untuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH), sudah tidak ada lahan.
Sementara anggaran pemerintah terbatas untuk melakukan pembebasan lahan.
"Saat ini RTH milik pemerintah ada 11,7 persen, milik swasta 10 persen. Sementara target yang ditetapkan UU, 30 persen. Pemkot butuh ada 1.600 hektare lahan untuk memenuhi target RTH tersebut. Jika harga tanah per meter Rp1 juta, artinya kita butuh Rp16 triliun untuk pembebasan, dana yang besar sekali," ujarnya.
Salah satu upayanya dengan menerapkan konversi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan bermotor ke bahan bakar gas (BBG).
"Kita sedang penjajakan ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk penerapan program tersebut. Kita harap bisa direalisasikan," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah di Tangerang, Senin 3 Oktober 2014.
Menurut Arief, konversi gas ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara akibat asap kendaraan bermotor yang menggunakan BBM. Pihaknya akan meminta kementerian membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).
"Nantinya kendaraan pribadi dan umum dikasih konverternya. Selain dapat mengurangi polusi, BBG ini lebih murah, sekira Rp4.000 per liter," katanya.
Arief juga berharap, konversi BBM bisa lebih efektif dalam pengurangi polusi. Pasalnya untuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH), sudah tidak ada lahan.
Sementara anggaran pemerintah terbatas untuk melakukan pembebasan lahan.
"Saat ini RTH milik pemerintah ada 11,7 persen, milik swasta 10 persen. Sementara target yang ditetapkan UU, 30 persen. Pemkot butuh ada 1.600 hektare lahan untuk memenuhi target RTH tersebut. Jika harga tanah per meter Rp1 juta, artinya kita butuh Rp16 triliun untuk pembebasan, dana yang besar sekali," ujarnya.
(mhd)