Mangkrak, Fasilitas Umum di Sentra Flora Semanan Rusak
A
A
A
JAKARTA - Proyek pembangunan Sentra Flora Semanan (SFS) di Jalan Haji Asni, RT07/03, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat mangkrak. Padahal, sejak dibangun pada 2011 lalu, proyek tersebut sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp75 miliar.
Berdasarkan pantauan, sejumlah kios yang berada di dalam SFS sudah mulai rusak meski setiap pagar kios terkunci rapat. Dari mulai bagian atap yang sudah pada copot dan fiberglassnya pecah.
Ditambah sejumlah kamar mandi serta pintunya yang berada di setiap kios rusak parah menghiasi lokasi tersebut. Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas seperti musala dan kantor pengelola dan Air conditioner kios juga sudah memprihatinkan.
Jalan masuk ke lokasi tersebut masih rusak bergelombang. Sebagian jalan masih berupa tanah belum diaspal.
Abdul Gani (47), warga sekitar mengatakan, rusaknya penutup atap kios dari fiber glass sudah berlangsung sejak lama. Begitu juga dengan sejumlah fasilitas lainnya.
Sebab, sejak selesainya pembanunan pada 2011, sejumlah kios tersebut tidak kunjung dihuni. Menurutnya, agar tetap terawat meski belum digunakan, seharusnya ada petugas yang menjaga.
"Paku atap penutup kios tersebut satu-persatu pada copot gara-gara angin kencang," kata Gani saat ditemui di lokasi, Senin 13 Oktober 2014.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Barat Joko Riyanto mengakui, sejumlah fasilitas yang rusak di SFS. Menurutnya, hal tersebut bukan karena belum ada yang menghuni, melainkan pengerjaan pembangunan yang bertahap.
Joko menjelaskan, proyek SFS sudah dilakukan sejak 2009 berupa pembebasan lahan. Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan kios, kantor, dan pembuatan akses jalan.
"Pengerjaannya baru dilakukan sejak 2011 dan selesai pada 2013," ungkapnya.
Joko menjelaskan, total di luar anggaran pembebasan lahan, untuk pembangunan sebanyak 75 kios dengan ukuran 4x6, 6x6, 6x8 dan 10x8, kantor, musala, jalan dan satu kios untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sedikitnya menghabiskan anggaran mencapai Rp17 miliar.
"Pada tahun ini kami akan mengerjakan pembuatan saluran di kawasan tersebut sekaligus merapihkan semua fasilitas yang rusak. Kami pastikan tahun depan dapat segera digunakan," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah kios yang berada di dalam SFS sudah mulai rusak meski setiap pagar kios terkunci rapat. Dari mulai bagian atap yang sudah pada copot dan fiberglassnya pecah.
Ditambah sejumlah kamar mandi serta pintunya yang berada di setiap kios rusak parah menghiasi lokasi tersebut. Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas seperti musala dan kantor pengelola dan Air conditioner kios juga sudah memprihatinkan.
Jalan masuk ke lokasi tersebut masih rusak bergelombang. Sebagian jalan masih berupa tanah belum diaspal.
Abdul Gani (47), warga sekitar mengatakan, rusaknya penutup atap kios dari fiber glass sudah berlangsung sejak lama. Begitu juga dengan sejumlah fasilitas lainnya.
Sebab, sejak selesainya pembanunan pada 2011, sejumlah kios tersebut tidak kunjung dihuni. Menurutnya, agar tetap terawat meski belum digunakan, seharusnya ada petugas yang menjaga.
"Paku atap penutup kios tersebut satu-persatu pada copot gara-gara angin kencang," kata Gani saat ditemui di lokasi, Senin 13 Oktober 2014.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Barat Joko Riyanto mengakui, sejumlah fasilitas yang rusak di SFS. Menurutnya, hal tersebut bukan karena belum ada yang menghuni, melainkan pengerjaan pembangunan yang bertahap.
Joko menjelaskan, proyek SFS sudah dilakukan sejak 2009 berupa pembebasan lahan. Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan kios, kantor, dan pembuatan akses jalan.
"Pengerjaannya baru dilakukan sejak 2011 dan selesai pada 2013," ungkapnya.
Joko menjelaskan, total di luar anggaran pembebasan lahan, untuk pembangunan sebanyak 75 kios dengan ukuran 4x6, 6x6, 6x8 dan 10x8, kantor, musala, jalan dan satu kios untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sedikitnya menghabiskan anggaran mencapai Rp17 miliar.
"Pada tahun ini kami akan mengerjakan pembuatan saluran di kawasan tersebut sekaligus merapihkan semua fasilitas yang rusak. Kami pastikan tahun depan dapat segera digunakan," ujarnya.
(mhd)