Bullying, Konsekuensi Penggunaan Media Sosial
A
A
A
JAKARTA - Bekasi sedang menjadi trending topic di media sosial seperti twitter, path dan media lainnya.
Gambar meme yang penuh lelucon sebenarnya berisi ejekan terhadap warga Bekasi. Namun, warga Bekasi menyikapi dengan membuat lelucon serupa.
Bullying dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia diartikan sebagai menggertak atau mengganggu. Sementara terjemahan bebas dari kata bullying adalah memelonco.
Jika di dunia nyata, bullying sangat dilarang. Seperti kasus bullying di beberapa sekolah. Lain halnya dengan di dunia maya, pem-bully-an di media sosial menurut pengamat adalah hal yang biasa.
"Media sosial kan forum bebas. Jadi bullly di media sosial itu menurut saya konsekuensi penggunaan media sosial," kata Pengamat Media Sosial dari Universitas Muhammadiyah Malang Nurudin saat dihubungi Sindonews, Sabtu 11 Oktober 2014.
Nurudin menambahkan, di dunia maya belum ada batasan untuk aksi bully mem-bully. Karena tidak ada nilai yang mengikatnya. "Karena forum bebas, siapa saja punya hak bersuara," tambahnya.
Di media sosial, kita tidak diwajibkan memiliki identitas yang sesuai dengan diri kita. Hal itu guna mengghindari sesuatu yang tak diinginkan tentang komentar atau pesan yang ditulis di media sosial.
"Bahkan orang bisa menyembunyikan identitas diri untuk menyalurkan unek-uneknya," ujarnya.
Gambar meme yang penuh lelucon sebenarnya berisi ejekan terhadap warga Bekasi. Namun, warga Bekasi menyikapi dengan membuat lelucon serupa.
Bullying dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia diartikan sebagai menggertak atau mengganggu. Sementara terjemahan bebas dari kata bullying adalah memelonco.
Jika di dunia nyata, bullying sangat dilarang. Seperti kasus bullying di beberapa sekolah. Lain halnya dengan di dunia maya, pem-bully-an di media sosial menurut pengamat adalah hal yang biasa.
"Media sosial kan forum bebas. Jadi bullly di media sosial itu menurut saya konsekuensi penggunaan media sosial," kata Pengamat Media Sosial dari Universitas Muhammadiyah Malang Nurudin saat dihubungi Sindonews, Sabtu 11 Oktober 2014.
Nurudin menambahkan, di dunia maya belum ada batasan untuk aksi bully mem-bully. Karena tidak ada nilai yang mengikatnya. "Karena forum bebas, siapa saja punya hak bersuara," tambahnya.
Di media sosial, kita tidak diwajibkan memiliki identitas yang sesuai dengan diri kita. Hal itu guna mengghindari sesuatu yang tak diinginkan tentang komentar atau pesan yang ditulis di media sosial.
"Bahkan orang bisa menyembunyikan identitas diri untuk menyalurkan unek-uneknya," ujarnya.
(mhd)