Seluruh Lurah di Bekasi Bakal Dijabat Perempuan
A
A
A
BEKASI - Pemkot Bekasi bakal menempatkan pegawai perempuan untuk menjabat sebagai lurah.
Ditargetkan pada 2018 mendatang, kaum perempuan memimpin kelurahan yang ada di Kota Bekasi.
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bekasi Roro Yoewati mengatakan, pihaknya mulai mengaderisasi pegawai perempuan untuk menjadi lurah di masa mendatang.
Kaderisasi itu dilakukan, lanjut dia, lantaran tes yang dilakukan langsung oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi beberapa waktu lalu tak sesuai harapan.
"Dari 90 PNS perempuan golongan III C, hanya satu yang lolos, dan menjadi lurah," katanya.
Roro menjelaskan, kaderisasi pegawai hingga bisa menjadi lurah minimal membutuhkan waktu 3-4 tahun.
"Paling lambat 2018, posisi lurah bisa semua dijabat oleh perempuan," jelasnya.
Roro menambahkan, pertimbangan Wali Kota Bekasi menempatkan perempuan menjabat sebagai lurah, karena mempunyai naluri keibuan.
Sehingga diyakini dapat memberikan contoh kepada masyarakat, bahkan bisa mengayomi.
"Kaum perempuan juga diyakini mampu menghadapi persoalan yang memicu konflik sosial, pengambilan kebijakan, dan siap bertanggung jawab dengan kebijakan yang dikeluarkan. Pendekatan terhadap masyarakat sangat bagus," tegasnya.
Ditargetkan pada 2018 mendatang, kaum perempuan memimpin kelurahan yang ada di Kota Bekasi.
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bekasi Roro Yoewati mengatakan, pihaknya mulai mengaderisasi pegawai perempuan untuk menjadi lurah di masa mendatang.
Kaderisasi itu dilakukan, lanjut dia, lantaran tes yang dilakukan langsung oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi beberapa waktu lalu tak sesuai harapan.
"Dari 90 PNS perempuan golongan III C, hanya satu yang lolos, dan menjadi lurah," katanya.
Roro menjelaskan, kaderisasi pegawai hingga bisa menjadi lurah minimal membutuhkan waktu 3-4 tahun.
"Paling lambat 2018, posisi lurah bisa semua dijabat oleh perempuan," jelasnya.
Roro menambahkan, pertimbangan Wali Kota Bekasi menempatkan perempuan menjabat sebagai lurah, karena mempunyai naluri keibuan.
Sehingga diyakini dapat memberikan contoh kepada masyarakat, bahkan bisa mengayomi.
"Kaum perempuan juga diyakini mampu menghadapi persoalan yang memicu konflik sosial, pengambilan kebijakan, dan siap bertanggung jawab dengan kebijakan yang dikeluarkan. Pendekatan terhadap masyarakat sangat bagus," tegasnya.
(whb)