Transjakarta Terbakar, Jokowi Harus Tanggung Jawab
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) harus bertanggung jawab terkait Bus Transjakarta yang terbakar di Al-Azhar. Bahkan, Jokowi diminta meminta untuk meminta maaf kepada masyarakat.
"Ini harus menjadi tanggung jawab gubernur, gubernur harus tanggung jawab penuh (Bus Transjakarta terbakar). Dan dia (Jokowi) harus meminta maaf kepada masyarakat," kata Pengamat Kebijakan Publik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Teddy Lesmana saat dihubungi Sindonews, Sabtu (30/8/2014).
Selain itu, kata dia, Badan Layanan Umum (BLU) yang merupakan bagian dari pemerintahan daerah (pemda) juga harus meminta maaf kepada masyarakat. Karena, itu merupakan pelayanan masyarakat.
"Seharusnya Pemprov DKI Jakarta meminta maaf terlebih dahulu kepada masyarakat. Saya belum pernah mendengar dan membaca, permohonan maaf Pemprov DKI (soal kebobrokan Transjakarta)," katanya.
Sebagai pengguna Bus Transjakarta, kata dia, dirinya merasa terancam dengan kenyamanan dan keamanannya. Karena, transjakarta yang seharusnya bisa memberikan pelayanan yang lebih baik hal itu akan tercoreng dengan ketidak nyamanan penumpang.
"Saya khawatir masyarakat yang sudah mulai beralih ke Busway, mereka akan menggunakan kendaraan pribadi. Hal itu tentu akan menambah kemacetan," kata pria lulusan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur ini.
Sekadar diketahui, sejak moda transporasi massal jenis Transjakarta ini diluncurkan 2004, insiden bus terbakar mulai terjadi pada 2008 di Tugu Tani, Jakarta Pusat.
Kejadian serupa kembali terulang pada waktu berikutnya di beberapa tempat lain, seperti di Pinang Ranti, Bundaran HI dan lain sebagainya.
Bahkan masalah besar teranyar baut sambungan bus gandeng rusak yang membuat bus gandeng jadi putus. Belum lama ini, Kamis 28 Agustus 2014 Bus Transjakarta kembali terbakar setelah menurunkan penumpang di Halte Buswat tepat di depan Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Ini harus menjadi tanggung jawab gubernur, gubernur harus tanggung jawab penuh (Bus Transjakarta terbakar). Dan dia (Jokowi) harus meminta maaf kepada masyarakat," kata Pengamat Kebijakan Publik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Teddy Lesmana saat dihubungi Sindonews, Sabtu (30/8/2014).
Selain itu, kata dia, Badan Layanan Umum (BLU) yang merupakan bagian dari pemerintahan daerah (pemda) juga harus meminta maaf kepada masyarakat. Karena, itu merupakan pelayanan masyarakat.
"Seharusnya Pemprov DKI Jakarta meminta maaf terlebih dahulu kepada masyarakat. Saya belum pernah mendengar dan membaca, permohonan maaf Pemprov DKI (soal kebobrokan Transjakarta)," katanya.
Sebagai pengguna Bus Transjakarta, kata dia, dirinya merasa terancam dengan kenyamanan dan keamanannya. Karena, transjakarta yang seharusnya bisa memberikan pelayanan yang lebih baik hal itu akan tercoreng dengan ketidak nyamanan penumpang.
"Saya khawatir masyarakat yang sudah mulai beralih ke Busway, mereka akan menggunakan kendaraan pribadi. Hal itu tentu akan menambah kemacetan," kata pria lulusan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur ini.
Sekadar diketahui, sejak moda transporasi massal jenis Transjakarta ini diluncurkan 2004, insiden bus terbakar mulai terjadi pada 2008 di Tugu Tani, Jakarta Pusat.
Kejadian serupa kembali terulang pada waktu berikutnya di beberapa tempat lain, seperti di Pinang Ranti, Bundaran HI dan lain sebagainya.
Bahkan masalah besar teranyar baut sambungan bus gandeng rusak yang membuat bus gandeng jadi putus. Belum lama ini, Kamis 28 Agustus 2014 Bus Transjakarta kembali terbakar setelah menurunkan penumpang di Halte Buswat tepat di depan Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
(mhd)