Kampung Apung Kembali Terapung, Anggaran Rp500 Juta Sia-sia
A
A
A
JAKARTA - Upaya Suku Dinas Pekerjaan Umum Air Jakarta Barat untuk mengeringkan Kampung Apung sepertinya sia-sia.
Pasalnya, kampung yang berada di Kelurahan kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat tersebut kini kembali terendam.
Untuk diketahui April-Mei 2014 lalu, Suku Dinas PU Air Jakarta Barat telah membersihkan sampah dan melakukan pengeringan di wilayah yang merendam 200 rumah dan 3.810 makam di RW 01 dengan anggaran Rp500 juta.
Namun, setelah kering dan 3.810 makam terlihat, Suku Dinas Pemakaman tidak segera memindahkan dengan alasan belum ada anggaran.
Sehingga, sejak Juni hingga kemarin, berdasarkan pantauan, Kampung yang terendam sejak 24 tahun lalu dan sempet kering pada Mei lalu, kembali terendam dan ditumbuhi tanaman eceng gondok.
"Seharusnya kalau saat kering langsung dipindahkan tidak akan terjadi seperti itu," kata Kasie Perencanaan Sudin PU Air Jakarta Barat, Santo saat dihubungi kemarin.
Santo menjelaskan, masalah tersebut bukan berarti tidak adanya koordinasi antara Sudin PU Air dan Pemakaman.
Sebab, sebelum mengeringkan, pihaknya sudah berkordinasi dengan Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi dengan pihak terkait lainnya.
Menurut Santo, jika melihat kondisi sekarang, perkiraan pengeringan Kampung Apung itu sendiri akan kembali memakan waktu dua bulan lagi mengingat sudah ditutupi eceng gondok.
Artinya, jika Sudin Pemakaman baru siap anggaran pemindahan pada September mendatang, Kampung Apung itu sendiri baru bisa ditata pada November 2014.
"Intinya kami siap untuk mengeringkan kembali. Kami berharap agar setelah dikeringkann rencana penataan harus segera dikerjakan, atau diuruk terlebih dahulu agar tidak kembali banjir," ungkapnya.
Pasalnya, kampung yang berada di Kelurahan kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat tersebut kini kembali terendam.
Untuk diketahui April-Mei 2014 lalu, Suku Dinas PU Air Jakarta Barat telah membersihkan sampah dan melakukan pengeringan di wilayah yang merendam 200 rumah dan 3.810 makam di RW 01 dengan anggaran Rp500 juta.
Namun, setelah kering dan 3.810 makam terlihat, Suku Dinas Pemakaman tidak segera memindahkan dengan alasan belum ada anggaran.
Sehingga, sejak Juni hingga kemarin, berdasarkan pantauan, Kampung yang terendam sejak 24 tahun lalu dan sempet kering pada Mei lalu, kembali terendam dan ditumbuhi tanaman eceng gondok.
"Seharusnya kalau saat kering langsung dipindahkan tidak akan terjadi seperti itu," kata Kasie Perencanaan Sudin PU Air Jakarta Barat, Santo saat dihubungi kemarin.
Santo menjelaskan, masalah tersebut bukan berarti tidak adanya koordinasi antara Sudin PU Air dan Pemakaman.
Sebab, sebelum mengeringkan, pihaknya sudah berkordinasi dengan Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi dengan pihak terkait lainnya.
Menurut Santo, jika melihat kondisi sekarang, perkiraan pengeringan Kampung Apung itu sendiri akan kembali memakan waktu dua bulan lagi mengingat sudah ditutupi eceng gondok.
Artinya, jika Sudin Pemakaman baru siap anggaran pemindahan pada September mendatang, Kampung Apung itu sendiri baru bisa ditata pada November 2014.
"Intinya kami siap untuk mengeringkan kembali. Kami berharap agar setelah dikeringkann rencana penataan harus segera dikerjakan, atau diuruk terlebih dahulu agar tidak kembali banjir," ungkapnya.
(whb)