Ini Kata Pengamat Soal Seringnya Bentrok Sahur on The Road

Selasa, 22 Juli 2014 - 19:50 WIB
Ini Kata Pengamat Soal Seringnya Bentrok Sahur on The Road
Ini Kata Pengamat Soal Seringnya Bentrok Sahur on The Road
A A A
DEPOK - Bentrok antara dua kelompok massa dalam kegiatan sahur on the road dikarenakan kegiatan tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam jumlah besar.

Pengamat Sosial Budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rachmawati menuturkan, kasus sahur on the road memang dapat diprediksi berpeluang menimbulkan gesekan dan hal-hal yang kurang produktif. Karena dilihat dari polanya dalam kegiatan itu terdapat unsur-unsur yang memicu terjadinya gesekan.

Pertama, sahur on the road dilakukan secara bersama-sama dalam jumlah besar. Hal ini membuat para individu menjelma menjadi identitas baru, yaitu identitas kelompok. "Dalam kelompok, yang membuat anggotanya menjadi anonim, ini mendorong keberanian baru, karena kekuatan kelompok (massa yang besar) membuat tiap individu di dalamnya menjadi lebih percaya diri," kata Devie, Selasa (22/7/2014).

Kedua, kelompok yang melakukan sahur on the road biasanya merupakan kelompok-kelompok yang sudah relatif akrab dan solid sebelumnya. Misalnya teman satu kelas atau teman satu sekolah. Hal ini mendorong soliditas mereka menjadi kuat. Sehingga ketika satu orang yang dihina maka dianggap menyakiti seluruh anggota kelompok. "Mereka yang ada dalam kelompok pun merasa sependeritaan dengan teman yang disakiti dan akan melakukan pembelaan," tukasnya.

Ketiga, sahur on the road tentunya dilakukan di separuh malam. Dalam kondisi tersebut jalan raya menjadi sangat sepi dan tidak ada petugas yang mengawasi. Sehingga membuat para pengguna jalan, sangat leluasa berbuat apapun. "Sehingga tidak mengherankan mereka bisa terjerumus melakukan tindakan yang tidak produktif seperti terlibat bentrok," ungkapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6682 seconds (0.1#10.140)
pixels