PKL Monas Akan Dilatih Chef Sekelas Hotel
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Restoran Taman Indonesia (IRTI) Monas akan kedatangan pakar makanan untuk memeriksa makanan yang dijual PKL di tempat itu. Pasalnya Pemprov DKI ingin makanan yang hidangan PKL tersebut tak mengandung zat berbahaya.
Hal itu disampaikan Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Selasa 17 Juni 2014.
"IRTI itu tujuannya tempat relokasi PKL. Tapi karena terus kumuh, kita ajak orang yang mengerti pakar makanan, chef, latih mereka PKL. Tidak boleh ada kimia," kata pria yang biasa dipanggil Ahok ini.
Jika lokasi itu bersih, Ahok yakin, banyak masyarakat kalangan menengah atas akan datang makan ke lokasi tersebut. Selain itu, kualitas makanan juga harus menjadi perhatian PKL kedepan.
"Agustus saya akan buka, supaya orang elite pun akan datang. Kita periksa makanan, mutu segala macam. Ini akan menjadi semacam inkubator melatih PKL, khususnya kuliner untuk mengatur menjual barang yang lebih teratur dan rapih," ujarnya.
Ahok menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta tidak menganggarkan itu. Karena, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan salah satu perusahaan atau grup bernama Rekso Group yang siap menggelontorkan Rp8 miliar lebih.
"Dia latih, pembayaran dengan e-ticketing, PKL tidak boleh menginap, pakaiannya, penyajian makanannya, mutu makanan. Yang latih juga chef sekelas hotel. Sampai turis-turis barat bisa datang. Nanti kita buka lagi di taman mana," tukasnya.
Meski belum didatangi chef, kata Ahok, PKL itu telah dilatih. Makanya, Pekan Raya Jakarta dalam rangka menyeleksi mereka.
"Nanti di IRTI namanya Lenggang Jakarta. Jadi kalau orang masuk ke sini dia akan merasakan betul jaminan mutu makanan kenyamanan," katanya.
Rekso Group, menurut Ahok, adalah salah satu group dari minuman teh dalam kemasan maupun botol dan dirinya menganggap biaya semua dibiayai oleh grup tersebut.
"Ya CSR, cari duit CSR dong cepat. Saya di DKI 20 bulan mengandalkan APBD mah enggak jalan-jalan. Enggak jelas. 100 persen dibiayai oleh CSR Rp8 miliar hampir Rp9 miliar termasuk pelatihan, kartu parkir," ujarnya.
Hal itu disampaikan Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Selasa 17 Juni 2014.
"IRTI itu tujuannya tempat relokasi PKL. Tapi karena terus kumuh, kita ajak orang yang mengerti pakar makanan, chef, latih mereka PKL. Tidak boleh ada kimia," kata pria yang biasa dipanggil Ahok ini.
Jika lokasi itu bersih, Ahok yakin, banyak masyarakat kalangan menengah atas akan datang makan ke lokasi tersebut. Selain itu, kualitas makanan juga harus menjadi perhatian PKL kedepan.
"Agustus saya akan buka, supaya orang elite pun akan datang. Kita periksa makanan, mutu segala macam. Ini akan menjadi semacam inkubator melatih PKL, khususnya kuliner untuk mengatur menjual barang yang lebih teratur dan rapih," ujarnya.
Ahok menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta tidak menganggarkan itu. Karena, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan salah satu perusahaan atau grup bernama Rekso Group yang siap menggelontorkan Rp8 miliar lebih.
"Dia latih, pembayaran dengan e-ticketing, PKL tidak boleh menginap, pakaiannya, penyajian makanannya, mutu makanan. Yang latih juga chef sekelas hotel. Sampai turis-turis barat bisa datang. Nanti kita buka lagi di taman mana," tukasnya.
Meski belum didatangi chef, kata Ahok, PKL itu telah dilatih. Makanya, Pekan Raya Jakarta dalam rangka menyeleksi mereka.
"Nanti di IRTI namanya Lenggang Jakarta. Jadi kalau orang masuk ke sini dia akan merasakan betul jaminan mutu makanan kenyamanan," katanya.
Rekso Group, menurut Ahok, adalah salah satu group dari minuman teh dalam kemasan maupun botol dan dirinya menganggap biaya semua dibiayai oleh grup tersebut.
"Ya CSR, cari duit CSR dong cepat. Saya di DKI 20 bulan mengandalkan APBD mah enggak jalan-jalan. Enggak jelas. 100 persen dibiayai oleh CSR Rp8 miliar hampir Rp9 miliar termasuk pelatihan, kartu parkir," ujarnya.
(mhd)