Penyatuan Angkutan Umum ke PT Transjakarta Hanya Wacana
A
A
A
Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menyatukan manajemen angkutan umum non Transjakarta ke dalam PT Transjakarta dinilai hanya wacana belaka.
Pasalnya, angkutan umum seperti Kopaja, Metromini, Mikrolet, Koperasi Wahana Kalpika (KWK), dan lainnya sendiri kepemilikannya dimiliki oleh swasta dan pribadi yang notabene banyak.
"Ya mau diapakan semua angkutan umum, dialihakan manajemennya atau kepemilikannya atau pengaturannya atau mau diapakan, masih belum begitu jelas, ini kan masih wacana juga," kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Sudirman saat dihubungi Sindonews, Rabu (21/5/2014).
Sudirman meragukan kinerja PT Transportasi Jakarta, karena untuk mengelola bus Transjakarta yang jumlahnya lebih sedikit dari angkutan umum di ibu kota belum mampu.
"Bagaimana pemprov mengelola begitu banyak, kalau teori saja mereka tidak sanggup memanage, saya kira masih belum sanggup pemprov, bus transjakarta saja sudah susah diurusin bagaimana kami yang jumlahnya lebih banyak dari Transjakarta," kata dia.
Berdasarkan data yang ada di Organda, kata Sudirman, sekitar 8.000 unit Kopaja dan Metromini, sedangkan angkutan kota (angkot) dan sejenisnya ada sekitar 12.000 unit.
"Jangankan unit, operatornya saja melebihi itu," ujarnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI berniat untuk mengambil alih dan menyatukan manajemen dari semua operator angkutan umum yang ada di Jakarta kedalam PT Transjakarta.
Pasalnya, angkutan umum seperti Kopaja, Metromini, Mikrolet, Koperasi Wahana Kalpika (KWK), dan lainnya sendiri kepemilikannya dimiliki oleh swasta dan pribadi yang notabene banyak.
"Ya mau diapakan semua angkutan umum, dialihakan manajemennya atau kepemilikannya atau pengaturannya atau mau diapakan, masih belum begitu jelas, ini kan masih wacana juga," kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Sudirman saat dihubungi Sindonews, Rabu (21/5/2014).
Sudirman meragukan kinerja PT Transportasi Jakarta, karena untuk mengelola bus Transjakarta yang jumlahnya lebih sedikit dari angkutan umum di ibu kota belum mampu.
"Bagaimana pemprov mengelola begitu banyak, kalau teori saja mereka tidak sanggup memanage, saya kira masih belum sanggup pemprov, bus transjakarta saja sudah susah diurusin bagaimana kami yang jumlahnya lebih banyak dari Transjakarta," kata dia.
Berdasarkan data yang ada di Organda, kata Sudirman, sekitar 8.000 unit Kopaja dan Metromini, sedangkan angkutan kota (angkot) dan sejenisnya ada sekitar 12.000 unit.
"Jangankan unit, operatornya saja melebihi itu," ujarnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI berniat untuk mengambil alih dan menyatukan manajemen dari semua operator angkutan umum yang ada di Jakarta kedalam PT Transjakarta.
(mhd)