Kerap gangguan, PT KAI harus lakukan aset manajemen
A
A
A
Sindonews.com - Pakar Transportasi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Tjahyono menuturkan, seringnya gangguan perjalanan KRL bisa dipicu kurangnya aset manajemen.
Disarankan, PT KAI melakukan perawatan rutin dan berkala pada tiap eleman KRL. Misalnya terhadap rangkaian dan perangkat dalam rangkaian serta rel yang digunakan untuk melintas.
“Aset manajemen yang dimaksud bukan hanya perawatan rutin. Tetapi juga melakukan replacemen terhadap perangkat KRL. Penggantian atau perbaikan jangan hanya dilakukan saat rangkaian dalam kondisi rusak saja,” kata Tri ketika dihubungi, Jumat (4/4/2014).
Dia menyontohkan, pendingin dalam gerbong harus diganti jika sudah bekerja sekian ratus jam.
Sama halnya dengan instrumen lainnya dalam rangkaian. Jika aset manajemen dilakukan dengan baik bisa dipastikan gangguan KRL bisa diminimalisir atau dihilangkan sama sekali.
“Sama halnya dengan aset manajemen yang dilakukan untuk pesawat terbang. Perawatan atau penggantian dilakukan secara rutin dan tidak menunggu rusak terlebih dahulu,” ungkapnya.
Tri menambahkan, PT KAI juga harus membuat indikator keberhasilan yang baru. Misalnya, soal kerusakan rangkaian sehingga isu itu bisa dijadikan motivator atau target kerja mereka.
Tri mengatakan, PT KAI harus transparan membuat laporan perihal kerusakan dan gangguan KRL yang terjadi selama setahun.
Selanjutnya, dijadikan evaluasi dan tahun selanjutnya dijadikan agenda kerja atau target baru.
Baca juga:
Gangguan listrik, perjalanan KRL kacau
Belum normal, perjalanan KRL tertahan di Depok
KRL Jakarta-Bogor gunakan satu jalur
Disarankan, PT KAI melakukan perawatan rutin dan berkala pada tiap eleman KRL. Misalnya terhadap rangkaian dan perangkat dalam rangkaian serta rel yang digunakan untuk melintas.
“Aset manajemen yang dimaksud bukan hanya perawatan rutin. Tetapi juga melakukan replacemen terhadap perangkat KRL. Penggantian atau perbaikan jangan hanya dilakukan saat rangkaian dalam kondisi rusak saja,” kata Tri ketika dihubungi, Jumat (4/4/2014).
Dia menyontohkan, pendingin dalam gerbong harus diganti jika sudah bekerja sekian ratus jam.
Sama halnya dengan instrumen lainnya dalam rangkaian. Jika aset manajemen dilakukan dengan baik bisa dipastikan gangguan KRL bisa diminimalisir atau dihilangkan sama sekali.
“Sama halnya dengan aset manajemen yang dilakukan untuk pesawat terbang. Perawatan atau penggantian dilakukan secara rutin dan tidak menunggu rusak terlebih dahulu,” ungkapnya.
Tri menambahkan, PT KAI juga harus membuat indikator keberhasilan yang baru. Misalnya, soal kerusakan rangkaian sehingga isu itu bisa dijadikan motivator atau target kerja mereka.
Tri mengatakan, PT KAI harus transparan membuat laporan perihal kerusakan dan gangguan KRL yang terjadi selama setahun.
Selanjutnya, dijadikan evaluasi dan tahun selanjutnya dijadikan agenda kerja atau target baru.
Baca juga:
Gangguan listrik, perjalanan KRL kacau
Belum normal, perjalanan KRL tertahan di Depok
KRL Jakarta-Bogor gunakan satu jalur
(ysw)