Tata kota salah, perparah banjir Jakarta

Rabu, 29 Januari 2014 - 17:50 WIB
Tata kota salah, perparah banjir Jakarta
Tata kota salah, perparah banjir Jakarta
A A A
Sindonews.com - Banjir yang melanda Ibu Kota Jakarta tidak hanya banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat. Tetapi, karena kesalahan tata ruang yang sudah lama terjadi di Jakarta.

Deputi Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG) Nurwadjedi mengatakan, perilaku buruk masyarakat yang tinggal di bantaran kali dan situ yang tidak terawat mengakibatkan banjir.

"Budaya masyarakat juga memperparah banjir Jakarta, ditambah lagi situ yang ada mengalami kerusakan," katanya kepada wartawan di Bogor, Rabu (29/1/2014).

Berdasarkan survei dan pemetaannya, lanjut Nur, situ yang ada seluas 997,17 hektare, rata-rata kedalamanya 2-10 meter, maka daya tampung air di situ atau embung mencapai sedikitnya 19,38 juta meter kubik.

"Akan tetapi, karena banyak yang rusak maka banyak air yang tidak lagi tertampung situ atau embung tetapi langsung ke sungai dan ke hilir, ini yang menjadi penyebab banjir," tambahnya.

Ia mengatakan, tahun 1990 Kabupaten Bogor memiliki 99 situ dengan luas 500,27 hektar. Namun saat ini jumlahnya menyusut menjadi 438,66 hektare.

"Karena itu, kami mendukung rencana pemerintah untuk membangun dua waduk di Ciawi dan Sukamahi," katanya.

Meski demikian, langkah ini harus didukung oleh optimalisasi waduk yang sudah ada di wilayah Bogor dan sekitarnya. Dengan demikian, daerah penyimpanan air di daerah penyangga ibu kota jadi semakin banyak, meski skalanya tidak sebesar waduk-waduk raksasa.

Sementara, pemasangan biopori dinilai Nur, akan lebih efektif jika dilakukan di daerah resapan karena kondisi Jakarta tidak memungkinkan untuk pemasangan biopori secara optimal.

"Jakarta sudah banyak beton, sehingga akan lebih efektif kalau biopori dilakukan di daerah resapan," lanjutnya.

Baca:
11 situ di Jabodetabek berubah jadi daratan
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8085 seconds (0.1#10.140)