Kematian orangutan, alokasi kandang kurang baik

Kamis, 19 Desember 2013 - 08:54 WIB
Kematian orangutan, alokasi kandang kurang baik
Kematian orangutan, alokasi kandang kurang baik
A A A
Sindonews.com - Kematian orangutan di Taman Marga Satwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan dinilai bukti dari penempatan satwa yang kurang baik. Seharusnya, penempatan satwa memiliki jarak, jangan berdekatan seperti sekarang ini.

"Seharusnya lokasi ragunan ditambah. Satwa satu dengan yang lain harus dialokasikan penempatan satwa, karena itu sangat menentukan sekali. Jangan berdekatan seperti itu. Karena, itu dapat mengganggu," kata pengamat lingkungan dari Universitas Indonesia (UI) Tarsoen Waryono saat dihubungi Sindonews, Kamis (19/12/2013).

Tarsoen menjelaskan, seharusnya hewan air itu ditempatkan di belakang TMR jangan ada di depan. Karena, kata dia, lokasinya harus ada di bawah biar para pengunjung leluasa melihatnya.

"Kalau burung ditempatkan di tempat yang lokasinya ada di atas, jangan di bawah hal itu untuk menunjang satwa (berada dihabitatnya). Kalau gajah, kudanil, itu harus dialokasikan ke belakang Ragunan, kan masih ada lahannya," katanya.

Sekadar diketahui, seekor anak orangutan diketahui terlilit rantai yang biasa buat berayun di kandang orangutan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Foto anak orangutan 'gantung diri' di Ragunan ini terpampang di group terbuka Facebook, National Geographic Indonesia. Foto tersebut diunggah oleh Febio seseorang yang melihat langsung kejadian tersebut pada Sabtu, 30 November 2013 silam.

Dalam keterangannya, Febio mengatakan, proses evakuasi penyelamatan anak orangutan tersebut cukup lamban.

"Peralatan canggih mereka (petugas) tidak dikeluarkan, melainkan dengan suntik bius untuk membius biangnya agar bisa mengevakuasi si anak Gan,....sedih ngeliatnya," kata Febio menjawab rekan-rekan facebook-nya yang berkomentar di foto tersebut, Rabu 18 Desember 2013.

Baca berita terkait:
Soal orangutan tewas, pengelola TMR pilih bungkam
Orangutan gantung diri, pengelola Ragunan patut disalahkan
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7108 seconds (0.1#10.140)