Idris pikir-pikir maju Pilkada Depok 2015
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad santer disebut-sebut akan maju sebagai wali kota Depok 2015 menggantikan Nur Mahmudi Ismail yang akan habis masa jabatannya. Menanggapi hal itu, Idris mengaku belum berniat maju dalam Pilkada Depok 2015.
"Saya belum niat jadi Wali Kota, tapi saya akan mempertimbangkan, masalah finansial, faktor politis, faktor saya sebagai dosen, 'kendaraan'. Kekuasaan itu penting, tapi tidak absolut," ujarnya di ruangan kerjanya, Rabu (4/12/2013).
Idris mengklaim, dirinya tidak akan mencalonkan diri. Tetapi jika dicalonkan atau diminta, maka ia akan melihat peluang dan kemungkinannya.
"Kita lihat ada enggak kemungkinan untuk bisa menang. Untuk apa dua komunitas dukung saya tapi enggak ada kans bisa menang, kita lihat perkembangan politik 2014 nanti, lihat petanya dulu," katanya.
Idris juga mengaku, masih mempertimbangkan ektabilitas dan popularitas dirinya. Ia pribadi bahkan sudah mencoba untuk menguji sendiri apakah dirinya dikenal di masyarakat dengan berpura-pura sebagai warga biasa.
"Pak Wali Kota kan relatif sejak tahun 2012 banyak aktifitas keluar. Ketika beliau enggak ada ya otomatis, tugas larinya ke saya. Jadi banyak orang menganggap, sudah mulai nih pak wakil mau nyalon, terserahlah," kata dia.
"Saya pernah pergi ke Pasar Kemiri pagi-pagi sendirian pakai topi, hanya dua orang warga yang kenal saya, sampai ke pos dinas pasar baru saya disambut, dan para pedagang jadi ngeh," ungkapnya.
Saat disinggung apakah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengusung dirinya, ia justru tertawa dan balik bertanya. Ia pribadi tak mungkin mengeluarkan ongkos kocek yang besar dalam pertarungan nanti.
"(Mau diusung PKS) Wah itu ongkosnya gede, itu luar biasa, enggak free of charge pasti. Tanyakan PKS saja. Tetapi sudah ada memang pembina partai Islam, partai menengah untuk meminta saya maju. Tetapi saya lihat dulu signifikansinya. Karena politik kita kan susah kalau enggak pakai kendaraan, independen saja bisa terganjal di parlemen," tutupnya.
"Saya belum niat jadi Wali Kota, tapi saya akan mempertimbangkan, masalah finansial, faktor politis, faktor saya sebagai dosen, 'kendaraan'. Kekuasaan itu penting, tapi tidak absolut," ujarnya di ruangan kerjanya, Rabu (4/12/2013).
Idris mengklaim, dirinya tidak akan mencalonkan diri. Tetapi jika dicalonkan atau diminta, maka ia akan melihat peluang dan kemungkinannya.
"Kita lihat ada enggak kemungkinan untuk bisa menang. Untuk apa dua komunitas dukung saya tapi enggak ada kans bisa menang, kita lihat perkembangan politik 2014 nanti, lihat petanya dulu," katanya.
Idris juga mengaku, masih mempertimbangkan ektabilitas dan popularitas dirinya. Ia pribadi bahkan sudah mencoba untuk menguji sendiri apakah dirinya dikenal di masyarakat dengan berpura-pura sebagai warga biasa.
"Pak Wali Kota kan relatif sejak tahun 2012 banyak aktifitas keluar. Ketika beliau enggak ada ya otomatis, tugas larinya ke saya. Jadi banyak orang menganggap, sudah mulai nih pak wakil mau nyalon, terserahlah," kata dia.
"Saya pernah pergi ke Pasar Kemiri pagi-pagi sendirian pakai topi, hanya dua orang warga yang kenal saya, sampai ke pos dinas pasar baru saya disambut, dan para pedagang jadi ngeh," ungkapnya.
Saat disinggung apakah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengusung dirinya, ia justru tertawa dan balik bertanya. Ia pribadi tak mungkin mengeluarkan ongkos kocek yang besar dalam pertarungan nanti.
"(Mau diusung PKS) Wah itu ongkosnya gede, itu luar biasa, enggak free of charge pasti. Tanyakan PKS saja. Tetapi sudah ada memang pembina partai Islam, partai menengah untuk meminta saya maju. Tetapi saya lihat dulu signifikansinya. Karena politik kita kan susah kalau enggak pakai kendaraan, independen saja bisa terganjal di parlemen," tutupnya.
(mhd)