Dirazia, pengemis di Depok dijadikan pesapon
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok juga gencar melakukan razia gelandangan pengemis dan anak jalanan. Karena adanya kemudahan akses stasiun kereta, menjamurnya gepeng dan anjal di Depok tak terhindarkan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok Diah Sadiah mengatakan, hasil jangkauan terhadap gepeng dan anjal terus dilakukan berkoordinasi bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Razia sudah dilakukan di sejumlah titik seperti Jalan Margonda, Juanda, Nusantara, Dewi Sartika, Arif Rahman Hakim, dan Tole Iskandar, juga Raya Sawangan.
"Dari hasil jangkauan kita para pengemis rata-rata tak ada yang mau mengakui berapa pendapatan mereka sehari-hari, tapi ini terus kami lakukan," ujar Diah di Depok, Jumat (29/11/2013).
Diah menambahkan, tahun 2014 mulai dianggarkan untuk memberantas gepeng dan anjal dengan bersinergi mengurangi pengangguran. Yakni dengan menanggarkan penambahan pesapon atau tukang sapu jalanan bagi para pengemis.
"Jadi kalau memang pengemis, dan pengamen 45 tahun umurnya, kami seleksi dan melihat komitmen mereka juga, apa mau bekerja. Kami seleksi dengan memasukkan di pos anggaran untuk dijadilan pesapon," katanya.
Namun, lanjut Diah, tidak seluruh gepeng atau pengamen dijadikan pesapon, tetapi melalui seleksi yakni per kecamatan empat orang. Bagi mereka yang menolak, kata Diah, nanti akan diketahui alasannya bahwa hasil mengemis bisa saja lebih besar dari gaji pesapon.
"Rata-rata kalau pesapon di Dinas Kebersihan dan Pertamanan misalnya itu Rp1 juta, nanti kalau mereka menolak, berarti kan mengemis lebih besar dari itu tiap bulannya, lalu kalau yang masih produktif kami berikan keterampilan, ini upaya kami tuntaskan masalah soaial dan kurangi pengangguran," tegasnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok Diah Sadiah mengatakan, hasil jangkauan terhadap gepeng dan anjal terus dilakukan berkoordinasi bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Razia sudah dilakukan di sejumlah titik seperti Jalan Margonda, Juanda, Nusantara, Dewi Sartika, Arif Rahman Hakim, dan Tole Iskandar, juga Raya Sawangan.
"Dari hasil jangkauan kita para pengemis rata-rata tak ada yang mau mengakui berapa pendapatan mereka sehari-hari, tapi ini terus kami lakukan," ujar Diah di Depok, Jumat (29/11/2013).
Diah menambahkan, tahun 2014 mulai dianggarkan untuk memberantas gepeng dan anjal dengan bersinergi mengurangi pengangguran. Yakni dengan menanggarkan penambahan pesapon atau tukang sapu jalanan bagi para pengemis.
"Jadi kalau memang pengemis, dan pengamen 45 tahun umurnya, kami seleksi dan melihat komitmen mereka juga, apa mau bekerja. Kami seleksi dengan memasukkan di pos anggaran untuk dijadilan pesapon," katanya.
Namun, lanjut Diah, tidak seluruh gepeng atau pengamen dijadikan pesapon, tetapi melalui seleksi yakni per kecamatan empat orang. Bagi mereka yang menolak, kata Diah, nanti akan diketahui alasannya bahwa hasil mengemis bisa saja lebih besar dari gaji pesapon.
"Rata-rata kalau pesapon di Dinas Kebersihan dan Pertamanan misalnya itu Rp1 juta, nanti kalau mereka menolak, berarti kan mengemis lebih besar dari itu tiap bulannya, lalu kalau yang masih produktif kami berikan keterampilan, ini upaya kami tuntaskan masalah soaial dan kurangi pengangguran," tegasnya.
(mhd)